"Hufftt...." Chanyeol menghela nafas panjang.
"Mendingan kamu duduk dulu, Papi tahu kamu masih lemas!" pinta Chanyeol, lalu ia menatap istrinya.
"Kamu juga duduk dulu disampingnya Renjun, Wendy!" pintanya lagi yang hanya dituruti oleh Anak dan ibu ini.
Setelah ia melihat istri dan anaknya mulai tenang, barulah ia berdiri dihadapan mereka dan berbicara setegas mungkin.
"Seberapa yakin kamu sanggup untuk mengikuti proses pembelajaran hari ini?" tanya Chanyeol tegas, Mami wendy langsung menyambar tatapan tajam kepada Chanyeol yang sama sekali tidak digubrisnya.
Chanyeol tahu kalau istrinya sangatlah khawatir terhadap kondisi Renjun, tetapi walau bagaimanapun mereka tidak boleh memaksa kehendak Renjun apalagi yang selama ini mengalami penderitaan itu adalah Renjun sendiri.
"Mungkin aku sanggup, kalian tahukan kalau aku bukan anak yang lemah." Renjun melirik ibunya sekilas lalu mengembalikan pandangannya pada Chanyeol.
"Sebenarnya Papi lebih setuju sama Mamimu, karena Mami dan Papi gak mau terjadi hal yang tidak baik terhadap kondisi kesehatanmu. Tapi Papi juga gak mau memaksa kemauanmu apalagi sampai membuat kamu merasa risih karena jadi pusat perhatian orang lain," ucap Papi Chanyel sambil melipatkan kedua tangannya.
"Jadi maunya Papi gimana?" tanya Wendy yang mau berniat berdiri tetapi langsung ditahan oleh Chanyeol untuk kembali duduk.
"Kita akan tunggu Renjun di mobil, lagian ini kan hari sabtu jadi bakalan cepat pulang. Bagaimana menurut Mami?" tanya Chanyeol pada istrinya.
"Aku setuju," ucap Renjun yang asal ngomong saja.
"Renjun aja setuju, gimana menurut Mami?" Chanyeol menggenggam jemari istrinya, lalu disusul oleh Renjun yang ikut menggenggam tangan Maminya di atas tangan Chanyeol.
"Aku mohon, Mami. Sekali ini aja,"
"Baiklah, yaudah kita bisa ke rumah sakit pas pulang sekolah aja. Tapi kalau kamu merasa lemas atau udah gak sanggup kamu bisa izin aja ya, Jangan buat kami semakin bertambah khawatir lagi." Wendy membelai wajah Renjun.
Renjun cuman mengangguk saja, lalu ia berdiri kembali dengan menggendong ranselnya.
"Kalau gitu aku masuk kelas dulu, soalnya aku udah ketinggalan banyak mata pelajaran." Renjun berjalan pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka, Meksipun langkahnya seperti sedang dipaksakan untuk berjalan.
Dia benar-benar berjuang untuk merasa baik-baik saja, tekadnya mungkin jauh lebih besar daripada rasa sakitnya. Tetapi baru saja melewati tirai mendadak ia teringat sesuatu dan kembali lagi kepada orang tuanya.
"Tolong jangan berlama-lama disekolah ini, kalian bisa nunggu diluar parkiran saja atau kafe dekat sekolah." Renjun menatap Chanyeol seolah ingin memberikan tanda kalau ia takut Mami Wendy bertemu dengan Winwin lagi di sekolah ini.
"Aku mohon Papi," ucapnya yang berusaha menelan rasa pahit di lidahnya karena terpaksa memanggil Chanyeol sebagai Papi, untungnya Chanyel langsung menyadari apa yang sedang dimaksudkan oleh Renjun dan hanya mengiyakan saja.
"Terimakasih," ucap Renjun sebelum akhirnya benar-benar pergi dari ruangan UKS dan mengacuhkan panggilan Pak Heechul.
Dia berjalan memasuki kelas yang saat itu sedang kosong dikarenakan jadwal pembelajaran komputer di Laboratorium sekolah yang ada di lantai dua, disana Renjun langsung merebahkan kepalanya di atas meja seraya memejamkan mata untuk sejenak.
Renjun benar-benar kelelahan saat ini, padahal jarak UKS ke kelasnya tidaklah terlalu jauh dan ia juga telah beristirahat selama beberapa jam di ranjang UKS. Namun karena ini memang sudah pilihannya untuk tetap bersekolah hari ini, maka mau tak mau ia harus menguatkan dirinya untuk bisa mengikuti proses pembelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER (FANFICTION RENJUN)
Fiksi Penggemar(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapter 54 - selesai. ( Season 2 pada Cerita ini akan lebih mendalami mengenai kenakalan remaja akibat Ke...