"Kau yakin Ingin turun tangan sendiri?" tanya Samuel yang tampak meragukan Winwin.
"Kau tidak perlu meragukanku, aku takkan memberikan ampun meski dulunya dia adalah mentor yang sudah mengundangku kesini. Aku masih akan bersikap Profesional," ucap Winwin yang tersenyum sambil memasang Sarung Tangannya.
"Kau memang orang yang tak tahu balas budi, pantas saja Direktur sangat menyukai kinerjamu." Samuel berbicara blak-blakan, tapi sebenarnya itu terdengar seperti pujian ditelinganya Winwin.
"Kau bisa belajar dariku, bahwa tak ada yang namanya gratis di Dunia ini. Bahkan nyawa orang lain itu sama sekali tidak ada harganya dimataku lagi," celutuk Winwin seraya berjalan memasuki ruangan yang tampak menyeramkan dengan penerangan agak redup.
Dimana ruangan itu dikelilingi oleh berbagai jenis benda tajam yang membuat siapapun akan merasa ketakutan saat berada disana. Tak akan ada yang sanggup berlama-lama disana bagi orang awam seperti kita.
Namun tidak bagi Winwin, ia malah tampak senang dam bergairah sesaat memasuki ruangan itu. Matanya juga langsung tertuju pada seorang pria bertato disekujur badannya yang sedang dirantai dengan posisi berdiri. Dia tidak mengenakan baju, perut kotaknya terlihat jelas dengan wajah yang sudah babak belur seperti telah memperoleh penyiksaan sebelumnya.
"Selamat datang kembali, Sobat." Winwin menepuk-nepuk pipi Pria itu.
Pria itu merasa muak pada Winwin, ia langsung meludah kearah Winwin yang untungnya tidak sampai mengenai Winwin yang berhasil menghindar.
"Santai saja, Sobat. Aku akan bersikap lembut untuk pengkhianat sepertimu," ucap Winwin yang tak berhenti tersenyum puas.
"Kau yang berkhianat padaku, harusnya aku tidak mengutip sampah sepertimu hari itu. Kau sudah mencuri semua hal berharga dalam hidupku, bahkan kau juga sudah mengambil kekasihku." Pria itu membentak Winwin dengan menggebu-gebu.
"Apa yang terjadi padamu bukanlah kesalahanku, kau saja terlalu naif mempercayaiku. Lagian, salahkan Allysa yang lebih mudah tergoda denganku dibandingkan dirimu." Winwin tertawa licik, ia merasa puas menyaksikan keputusasaan dari Pria yang telah dianggap Pengkhianat olehnya itu.
"Kaulah pengkhianat yang sesungguhnya, kau sudah menjebakku. Kau benar-benar Monster!" teriak Pria itu penuh kemarahan.
Winwin hanya terlihat santai saja menikmati semua kemarahan yang tengah dikeluarkan oleh sobatnya tersebut. Dan perlahan-lahan, ia ambil sebuh pisau pemotong daging dan bubuk cuka ditangannya. Lalu ia berjalan menuju bagian punggung korbannya. Dan berbisik pelan ditelinga mantan Mentornya itu, "Sudah cukup telingaku mendengarkan teriakanmu. Sekarang aku akan memberikanmu rasa sakit secara perlahan-lahan. Aku harap kau bisa merasakan rasa sakit yang kualami selama ini."
Dan tak menunggu lama, ia langsung mengoyak kulit punggung belakang korbannya dengan pola segi empat hingga benar-benar terkoyak. Jeritan yang penuh histeris kesakitan mulai menggema di seluruh ruangan. Bahkan tubuh sang korban tak berhenti meronta-ronta saking tak sanggup nya merasa kesakitan.
"Mari berikan bubuk harapan yang akan memberitahumu betapa palsunya harapan itu," bisiknya lagi yang langsung menuangkan bubuk cuka di badan Korban yang kulitnya telah terkoyak.
Saking tak sanggup menahan rasa sakit itu, Korban menangis sekuat-kuatnya dan terus berteriak dengan umpatan kasar kepada Winwin.
Sementara itu, Winwin hanya tertawa bahagia saja mengelus rata bubuk itu dipunggung Korban yang darahnya telah membanjiri lantai.
Dan sempat-sempatnya pula, Winwin menceritakan suatu kisah tentang hidupnya ditengah penderitaan Korban yang sebentar lagi akan meninggal karena kekurangan darah.
"Hidupku benar-benar terasa hambar sampai detik ini, bahkan kebaikan hati Allysa saja tidak membuatku bisa merasakan kehangatan kembali. Apa mungkin semua harapan dan hati nuraniku telah pergi bersamanya? Aku benar-benar merindukannya, adikku yang malang." Winwin menangis, tetapi buru-buru ia menenangkan kembali perasaannya dan tersenyum.
"Selalu saja aku mengatakan hal yang sama dan menangis setiapkali mengeksekusi orang," gumam nya yang langsung berjalan kembali mengambil sebuah Kapak besar diatas meja.
"Kau adalah orang gila! Kau pikir orang yang kau tangisi itu bakal bahagia dialam sana? Mungkin saja dia menyesal telah memiliki hubungan dekat denganmu," olok Pria itu yang membuat Winwin langsung murka.
Winwin berbalik arah kepada pria tersebut, tatapannya mulai dipenuhi kemarahan dan tangannya telah erat menggenggam Kapak yang akan digunakan untuk menghabiskan nyawa mantan Mentornya tersebut.
"Kau tidak seharusnya mengatakan seperti itu, Dasar Sampah!" teriak Winwin yang langsung mendaratkan kapak diatas kepala sang korban berkali-kali sampai remuk.
Bahkan saking emosinya Winwin terhadap perkataan korban sebelumnya, ia masih saja terus menghantam kepala Korban Menggunakan Kapak sekali lagi sampai Kapak itu terlepas sendiri dari tangannya yang agak memerah karena terlalu kuat menggenggam Kapak.
Sesaat ia menikmati patung yang tak bergerak dihadapannya itu, bahkan ia sampai bersiul-siul untuk mengabdikan momen ini. Dengan tenang ia memejamkan matanya dan bergumam, "Kini aku siap untuk kembali ke Negaraku, mari kita bunuh harapan semua orang untuk tetap hidup!"
***
Sementara itu di negara bagian lain, Lukas dan Doyoung baru saja turun dari Mobilnya masing-masing dan berjalan terburu-buru memasuki sebuah Villa Mewah yang berada jauh dari keramaian. Mereka sepertinya telah menjadi orang yang sukses, dimana Lukas telah berhasil menjadi seorang Detektif Kriminal sebagai Junior yang baru saja dilantik setahun lalu dan Doyoung yang berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan asing sebagai Staff karyawan.Dan tepat didalam Villa tersebut, tampak jelas ada Renjun yang tengah duduk meringkuk dibawah lantai dengan posisi Kursi roda yang terbalik di dekatnya. Dan disampingnya terdapat Bibi Aminah yang sedang membujuk Renjun.
"What's Up , Bro? Apa yang terjadi?" tanya Doyoung yang mengisyaratkan Bibi untuk mundur. Disanalah ia bisa melihat jelas sebuah kantung cairan kuning yang membanjiri lantai dengan bau yang amat menyengat.
"Mari berhenti menyiksaku seperti ini, aku ingin bertemu Hyung ku. " Renjun menatap tajam kepada Lukas dan Doyoung.
"Aku tidak perduli dengan keadaanku yang telah cacat, kau pikir apa artinya hidup tanpa mempunyai Empedu dan Usus yang rusak? Belum lagi kedua kakiku sudah tidak bisa digunakan lagi, Apa artinya aku hidup? Bahkan bertemu Hyungku saja tidak bisa," bentak Renjun.
"Berhentilah mengeluh panjang lebar, kau akan bertemu dengannya suatu hari nanti." Doyoung mendirikan Renjun dengan paksa, meski Renjun berusaha meronta-ronta. Sementara itu, Lukas memperbaiki posisi kursi rodanya dan turut membantu Doyoung untuk mengembalikan Renjun ke atas kursi roda.
"Apa sebenarnya tujuan kalian?" tanya Renjun.
"Kami bisa saja mengembalikanmu pada orang tuamu saat ini, tapi kami sudah berjanji pada Winwin untuk menjagamu. Dan kecelakaan yang menimpa Winwin saat berangkat melarikan diri hari itu sudah diluar kuasa kami, jadi berusahalah melupakannya. Kau harusnya bersyukur memiliki teman-teman baik seperti kami," ucap Doyoung dengan tenang tetapi langsung menusuk.
"Sebentar lagi mereka akan balik dan hari ini adalah makan malam perayaan kelulusan Jaemin di Universitas. Jadi, berhenti bertingkah yang aneh-aneh dan membuat kami khawatir padamu." Doyoung langsung berjalan pergi untuk mengambil Kain bersih guna membersihkan lantai yang telah dibuat kotor oleh Kantong Kolostomi milik Renjun.
"Maafkan perkataan Doyong, ia tak bermaksud mengatakan hal kejam seperti itu. Dia hanya menyesali keputusannya hari itu, Apalagi Winwin adalah sahabat yang paling kami sayangi, jadi bukan hanya kau saja yang kehilangannya. Dan kehidupan kita yang sekarang memilih tinggal bersama adalah sebagai tanda bahwa kami ingin menjagamu. Kau harus memahami itu, Njun." Lukas mendorong kursi rodanya Renjun menuju kamar kembali. Renjun hanya terbungkam saja, ia sendiri tidak tahu lagi mau menyalahkan siapa atas semua yang menimpanya saat ini.Bahkan ia sendiri masih terlalu takut untuk pulang dengan keadaan seperti ini.
***
Renjun dan Winwin saling salah paham nih ceritanya 🙃 Kira-kira siapa yang berhak disalahkan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER (FANFICTION RENJUN)
Fanfiction(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapter 54 - selesai. ( Season 2 pada Cerita ini akan lebih mendalami mengenai kenakalan remaja akibat Ke...