"Woy! Jadi orang jangan sombong banget," teriak Heechan yang mulai bertambah kesal, lalu ia berniat memukul Jisung yang untungnya saja niat itu tidak tersampaikan karena Mark dan Chenle langsung menahan Heechan sekuat tenaga mereka.
"Maaf buk, nanti saya ganti." Mark memelas meminta ampun,.
"Kan emang kalian itu cuman anak bodoh yang malu-maluin sekolah ini aja, ngapain pakai acara marah?" Bukannya meminta maaf, Jisung malah semakin memprovokasi Heechan yang membuatnya bertambah kesal, bahkan kali ini bukan hanya Heechan aja yang kesal tapi Jeno juga.
"Kalau memang pintar, harusnya gak perlu repot-repot bimbel. Memangnya apa yang harus kalian sombongin dengan otak hasil copas-an bimbel?" sindir Jeno yang omongannya gak kalah kasar dan membuat baik Jisung maupun Jaemin ikut terpancing.
Jaemin langsung berlari kearah Jeno, tanpa mengatakan apapun ia mendaratkan pukulan keras di wajah Jeno sampai Jeno tersungkur ke lantai. Namun Jeno tidak hanya diam saja, ia membalas balik pukulan Jaemin sampai terjadi baku hantam.
"Sial," umpat Mark, lalu ia melirik pada Renjun tetapi tak ada Jawaban apapun dari Renjun selain menatap tajam padanya dan membuat Mark beralih pandang menatap Chenle dan Jisung.
"Aku akan memisahkan mereka," ucap Chenle yang langsung mengambil keputusan saat itu juga, ia buru-buru menarik Jeno menjauh dari Jaemin sementara itu Jisung juga terpaksalah ikut membantu merelai Jaemin sebelum nantinya mereka ketahuan guru.
Sementara itu Mark masih tetap menahan Heechan agar tidak ikut-ikutan membuat masalah baru lagi.
"Udah Hyung, gak usah ribut sama orang aneh kayak mereka! Lagian Hyung mau ketahuan guru dan dihukum?" ancam Jisung yang membuat Jaemin mulai tenang, walaupun ia masih melotot kepada Jeno.
"Kau juga jangan berkelahi lagi, Jeno." Chenle tidak ketinggalan menasehati Jeno yang mulai kelelahan.
"Apa-apaan ini!" teriak ibu kantin yang mendekat setelah mendengar keributan itu, belum lagi ia mengeluarkan kata-kata amarah langsung saja matanya membelalak tatkala melihat botol kecap miliknya telah tumpah berserakan di lantai.
"Kalian memang anak bandel, saya bakal adukan ke guru!" ancam ibu kantin, tetapi Mark buru-buru mendekati ibu kantin dan mengajaknya menjauh dari sana untuk negoisasi, entah apa yang saat itu sedang dibicarakan Mark yang jelas obrolan mereka cukup lama dan membuat Chenle terpaksa memastikan Jeno dan Heechan tidak berbuat macam-macam lagi selagi Mark tengah bernegosiasi dengan Ibu Kantin.
Sementara itu Renjun cuman menunduk saja, ia tidak menatap siapapun dan tidak juga mengatakan apapun. Malahan ia mencoba menenangkan dirinya dari perasaan kalut, seolah ada bayangan masa lalu yang mengajaknya bereunian saat ini dan membuat Renjun membenci perkelahian dan semua perkataan yang dilontarkan oleh teman-temannya dari tadi.
"Kau harusnya malu Jaemin, Sahabat macam apa yang ninggalin temannya disaat susah? Dasar teman pengkhianat!" pekik Heechan yang masih tersulut emosi.
"Jaga omonganmu ya, Memangnya salah kalau Jaemin Hyung pilih-pilih teman? kalian aja yang emang gak pantas jadi temannya kami," tukas Jisung.
"Sudahlah, kalian ini apa-apaan sih!" bentak Chenle yang masih memegang Jeno dan Heechan agar tidak berbuat gegabah lagi.
"Dasar sampah!" lontar Jaemin dari mulutnya sambil menatap kepada Jeno, Heechan dan Chenle.
"Wah, ngajak ribut nih orang!" Heechan mau memukul tetapi buru-buru di tahan oleh Chenle.
"Lebih baik sampah, daripada hidup menyedihkan dalam bayangan orang lain sepertimu!" pukas Jeno yang juga sebenarnya tahu tentang masalah hidup Jaemin, tetapi sepertinya omongan Jeno barusan menyalakan api hitam millik Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER (FANFICTION RENJUN)
Fanfiction(UPDATE SETIAP HARI) Season 1 : Chapter 1-53 ( Season pertama hanya bagian perkenalan karakter dan hubungan antara kakak beradik ) Season 2 : Chapter 54 - selesai. ( Season 2 pada Cerita ini akan lebih mendalami mengenai kenakalan remaja akibat Ke...