Jimin membuka matanya perlahan. Ia mengernyitkan wajahnya, menggerakkan sedikit tangannya yang diperban.
"Kak?"
Matanya kini menatap wajah Seokjin yang memanggilnya cemas dari samping tempat tidurnya.
"Kak.."
"Kenapa aku disini? Kenapa aku ga dibiarin mati?
Aku mau mati!"
Jeritnya sambil menarik lepas infus yang terpasang di tangannya."Kak!"
"Jangan sentuh aku! Kamu pengkhianat! Aku ga punya saudara kaya kamu! Lepas!"
"Jiminnah, jangan kaya gini."
Sungwoon memegang tubuh Jimin agar tidak banyak bergerak."Kenapa kamu bawa aku kesini? Aku mau mati Sungwoonnah."
Jimin menangis terisak isak."Kak aku minta maaf.."
Air mata Seokjin meleleh kembali."Ga usah pura pura, kamu pasti seneng kalau aku mati kan? Kamu ga perlu mikirin perasaan aku lagi.
Oh, aku lupa, kamu memang ga pernah mikirin perasaan aku."
Jimin tertawa seperti orang gila."Percuma kalian bawa aku kesini, besok juga aku pasti mati. Aku sudah hampir berhasil bukan?"
"Kak, tolong jangan seperti ini."
"Apa pedulimu?"
"Aku sayang kak Jimin, tolong jangan seperti ini.."
Seokjin kini menangis sesenggukkan."Kalau kamu sayang aku, kamu seharusnya tinggalin Jingkook, Dia punya aku Jin.."
"Tapi dia cinta aku.. dia cintanya sama aku."
"Karena itu kamu yang harus tinggalin dia."
Jimin meraih tangan Seokjin."Tolong tinggalin dia buat aku Jin, dia satu satunya harapanku.
Aku sudah gagal sebagai penari, dan Ayahku kena serangan jantung.."
Jimin terisak isak.
"Kata dokter kemungkinan ayah ga akan selamat jika mengalaminya sekali lagi, aku takut... aku ga bisa kehilangan Jungkook juga.."Jimin menatap mata Seokjin, keduanya sama sama bersimbah air mata.
"Aku mohon, aku mohon Jin, kamu bisa dapatkan siapa aja yang kamu mau. Tolong.. tolong tinggalin Jungkook buat aku."
"Tapi kak Jungkook ga cinta sama kak Jimin.. Cinta ga bisa dipaksa kak."
"Itu karena ada kamu, seandainya kamu ninggalin dia, seandainya kamu bilang ga mau sama dia, Jungkook pasti buka hatinya buat aku.
Kamu cukup ninggalin dia Jin, aku akan berusaha buat dia jatuh cinta."
"A.. aku ga bisa nyakiti Koobun."
"I'll make him happy.. dia pasti bisa cepet lupain kamu. Please? Seokjinnah, please? Aku cuma minta ini dari kamu, aku ga akan minta apa apa lagi.."
Jimin bangkit dari tempat tidur dan menjatuhkan tubuhnya di depan Seokjin, bertumpu pada lututnya sambil memegang tangan laki laki itu.
"Kamu sayang aku kan? Aku mohon Jin.. Please? Aku ga bisa hidup tanpa dia, aku lebih baik mati. Mending kamu biarin aku mati.."
Air matanya mengalir kembali.*
*
*
"Aktingmu bagus sekali."
Sungwoon bertepuk tangan saat mereka hanya tinggal berdua di kamar rumah sakit.
"Kamu seharusnya kuliah jurusan akting, bukan jadi dancer."
Jimin tertawa sambil memegang tangannya yang diperban. Tentu saja ia tidak benar benar berusaha bunuh diri.
"Tolong Jin, aku mohon.." katanya menirukan dirinya tadi. Matanya menghilang karena ia terlalu keras tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/288077602-288-k14333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guy I Slept With - Kookjin
ФанфикKetika Seokjin melakukan One Night Stand dengan orang asing yang ditemuinya di bar hotel, berpikir tidak akan bertemu dengannya lagi tapi ternyata takdir menentukan lain.