He's Mine

3.1K 265 137
                                    

5 Bulan Kemudian

"Sandeul mana?"

"Masih ke kamar mandi pak, entar nyusul kesini."
Kata Seokjin sambil duduk di depan Prof. Sangyeob.

"Apa yang bisa saya bantu pak?"
Seokjin memperhatikan tumpukan kertas yang memenuhi meja.

"Oh, ini tolong kamu urutin sesuai nomor absen."

Seokjin mengangguk dan mulai memilah milah kertas kertas dihadapannya.

Ia melirik dosennya yang mengerang pelan sambil memukul mukul bagian bawah punggungnya.

"Kenapa pak?"

"Mm? Oh, ga ada. Cuma bagian sini suka sakit pas saya bangun pagi."

"Oh, kalau gitu sih obatnya gampang pak."

"Oh ya?"

"Iya, sakit setiap bapak bangun pagi kan?"

Sangyeob mengangguk.

"Bapak bangunnya siang aja, atau malem sekalian, pasti ga sakit."
Jawab Seokjin sambil nyengir.

Sangyeob menggigit bibirnya berusaha menahan tawa, 5 bulan mengajar Seokjin membuatnya cukup mengenal siswanya yang satu itu, otaknya cemerlang, caranya menjawab pertanyaan selalu cerdas, tapi sangat senang bercanda.

"Kenapa kamu kayanya seneng sekali buat orang ketawa?"

"Karena orang ketawa kan bahagia pak, dengan lihat orang bahagia saya ikut bahagia."
Jawab Seokjin sambil kembali menunduk, memperhatikan kertas kertas di tangannya.

"Coba cerita sesuatu yang lucu, saya lagi butuh ketawa."

Seokjin terdiam sesaat untuk berpikir,

"Seorang guru bertanya kepada muridnya,
Kenapa kemarin kamu ga masuk sekolah?

Maaf pak, bapak saya lagi di rumah sakit.
Jawab muridnya.

Dan anak itu kembali tidak masuk sekolah hingga seminggu kemudian, saat masuk gurunya kembali bertanya,

Memangnya Bapak kamu masih di rumah sakit?

Anak itu menjawab,
Masih pak, bapak saya kan dokter."

Seokjin tertawa sendiri hingga mengeluarkan air mata, dipandangi oleh dosennya yang ikut tertawa, bukan karena jokes recehnya, tapi mendengar suara tawa Seokjin yang khas dan melihatnya tertawa memang membuat semua orang ingin ikut tertawa.

"Berarti itu anak bolos dong?"

"Ya iya pak, masa perlu diperjelas."
Seokjin mengerucutkan bibirnya. Ia kembali fokus mengurutkan kertas kertas tersebut.

Sangyeob tersenyum, ia memperhatikan raut wajah Seokjin yang berada di depannya, wajahnya yang terlihat mulus dengan pipi berseri kemerahan,     alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung dan  bibir cherry plumpnya yang masih mengerucut maju.
Ia cepat cepat mengalihkan pandangannya, merasa bersalah karena terlalu lama menatap bibir siswanya tersebut.

"Kamu ambil jurusan bisnis karena bisnis keluargamu?"
Tanyanya berusaha mengalihkan pikiran yang tidak sepantasnya ia pikirkan.

"Iya pak, pengen bisa bantu bantu."

"Keluargamu bisnis apa?"

"Cuma bisnis kecil kecilan kok pak."

"Bisnis kecil kecilan yang bisa beliin anaknya mobil sport?"
Tanya Sangyeob tidak percaya, mengingat jenis mobil Seokjin yang diserempetnya.

"Anggep aja papah saya kelewat sayang sama anaknya pak."
Jawab Seokjin kalem.

"Permisi."
Suara Sandeul terdengar dari depan pintu.

The Guy I Slept With - KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang