Wedding

3.6K 271 80
                                    

"Hei.."

"Kak? Kok disini?"
Seokjin bangkit dari tempat tidur dan berlari memeluk Namjoon yang nyengir di depan pintu kamarnya.

"Katanya mau dateng sehari sebelum acara?"

"Kemaren niatnya sih gitu, tapi adikku satu satunya bakal nikah seminggu lagi, aku pikir aku lebih baik disini ngabisin waktu sama kamu daripada ngurusin kerjaan terus, apalagi sbentar lagi kamu bakal di monopoly sama si Jeon. Ntar susah ketemu kamu yang di kekepin mulu."

"Ayam kali di kekep."
Jawab Seokjin sambil memutar matanya.

"Itu ungkep." 😕

Seokjin tertawa sambil menarik kakaknya agar ikut duduk di tempat tidur.

"Kak, kemarin kak Jimin dibawa ke Busan."

"Iya, mamah sudah kasih tau."

"Kata Om Park mau dibiarin dulu tinggal disana, tinggal di villa om yang dipinggir pantai, mungkin pikiran kak Jimin bisa lebih tenang kalau lihat laut."

Namjoon menganggukkan kepalanya.
"Semoga Jimin bisa kembali normal."

"Kalau kak Jimin sembuh apa kak Jimin bakal kembali benci aku?"

"Seokjinnah, kamu itu salah satu orang paling baik yang aku tau. Aku ngomong gini bukan karena aku kakakmu, tapi kamu memang baik, tapi...
Akan selalu ada orang yang ga suka atau membenci kita sebaik apa pun kita, akan selalu ada orang yang mencari cari kesalahan kita.
Dan untuk Jimin, aku bener bener berharap dia sadar bahwa apa yang dilakukannya ke kamu itu salah dan menyesali semuanya.

Tapi kalau dia ga sadar sadar dan malah benci kamu berarti memang sifat dan karakternya dia ga bagus.

Heraclitus bilang,
Good character is not formed in a week or a month. It is created little by little, day by day. Protracted and patient effort is needed to develop good character.
Karakter yang baik tidak terbentuk dalam seminggu atau sebulan. Itu dibuat sedikit demi sedikit, hari demi hari. Upaya yang berkepanjangan dan sabar diperlukan untuk mengembangkan karakter yang baik.

Dan kita, beruntungnya punya orang tua yang walaupun sibuk tetep meluangkan waktu untuk bersama anak anaknya, menanamkan prinsip dan mengajari kita banyak hal.
Dan kamu, lebih beruntung dari Jimin karena kamu punya kakak seperti aku yang selalu berusaha jagain kamu."
Jawab Namjoon sambil nyengir memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.

"Iya iyaaa, ga perlu nyombongin diri gitu."
Jawab Seokjin membuat Namjoon tertawa.

"Kita Namjooning besok pagi? Kata mamah kamu dilarang ketemu Jungkook sama kakek selama seminggu bukan?"

"Kakek kolot, masa aku mau disamain sama nenek dulu pake dipingit segala, padahal kata mamah dulu pas married ga disuruh gitu."
Seokjin mengerucutkan bibirnya.

"Ga papalah, kakek itu sbenernya merasa berat kamu nikah cepet cepet, kamu kan cucu kesayangan, tiba tiba sudah mau dibawa orang.
Kamu besok kalau tinggal di Jepang juga sering sering balik kesini, penerbangan kan cuma 2,5jam."

Seokjin mengangguk.

"Tapi aku sbenernya khawatir apa kamu sudah bisa jadi suami orang, bisa ga sih kamu ngurusin si Jungkook."

"Bisa dong."

"Nikah itu bukan cuma urusan di tempat tidur aja."

"Apaan sih??"

"Halah, kaya aku ga ngerti si Jungkook kaya gimana."
Namjoon mengacak rambut adiknya, tertawa melihat leher dan wajahnya yang memerah.

*******

The Guy I Slept With - KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang