Seokjin mengusap air matanya dengan cepat, menarik napas dalam dalam, berusaha berhenti menangis.
Dia pasti datang kan?
Aku akan menunggunya sebentar lagi.Ia berusaha kembali makan, tapi setelah dua suapan ia berhenti mencoba dan meletakkan sumpitnya.
Ia memandang berkeliling, tidak tahu harus melakukan apa. Jadi ia hanya berusaha mengingat ingat kenangan manisnya bersama Jungkook agar tidak merasa terlalu sedih.
Tapi kenangan yang teringat adalah hari disaat mereka baru tiba di Jepang dan tidak jadi pergi honeymoon.
"Tapi janji kalau setiap weekend semua waktu kamu buat aku, ga boleh ngurus kerjaan."
Ia mengacungkan kelingkingnya."Aku janji."
Jungkook balas mengaitkan kelingking dan menyatukan ibu jari mereka.Air mata kembali menetes di pipinya.
Tapi sekarang ia lagi lagi melanggar janjinya.*
*
*
Seokjin melihat kembali Rolex di tangannya, hampir satu jam telah berlalu dan suaminya tidak juga datang menjemputnya.
Mungkin aku sudah tidak penting lagi.
Ia mengangkat tangannya dan memanggil waiter untuk membayar.
*
*
Seokjin menganggukkan kepalanya sambil mengucapkan terima kasih kepada waitress yang membukakan pintu, berjalan keluar dari restoran dan merasakan hembusan angin kencang di wajahnya.
Ia melihat keatas, memperhatikan awan gelap yang kini menyelimuti langit.Mungkin langitnya ikut sedih lihat aku sedih.
Gumamnya berusaha menghibur diri.Aku harus kemana? Aku ga mau pulang, mungkin dia juga ga peduli aku sudah pulang atau belom.
Ia berjalan menjauhi restoran, tanpa tahu akan melangkah kemana.
*
*
"Terima kasih banyak Tuan Takeshi, saya benar benar minta maaf tidak bisa ikut minum, suami saya sedang sakit, saya harus segera pulang."
"Tidak apa apa, semoga kerja sama kita lancar ke depannya, kita bisa minum lain kali, keluarga adalah prioritas."
"Sekali lagi terima kasih."
Jungkook membungkukkan tubuhnya dalam dalam, menunggu Tuan Takeshi dan rombongannya keluar dari pintu lalu secepat kilat menuju lift ke basement parkir.Dia menolak undangan Tuan Takeshi untuk minum minum merayakan kerjasama mereka dengan alasan Seokjin sakit, ia tidak berbohong bukan? Karena ia tahu Seokjin sedang merasa sakit saat ini, walaupun bukan fisiknya.
*
*
Seokjin mengangkat telapak tangannya, merasakan tetesan air perlahan mulai membasahi tubuhnya lalu setengah berlari menuju halte bus yang berada beberapa puluh meter dari tempatnya.
Ia duduk di halte yang sepi, memandangi hujan yang jatuh dengan semakin deras. Rambut dan sebagian bajunya basah kuyup, membuatnya menggigil kedinginan.
Bagaimana aku pulang sekarang? Apa ada bis? Aku belum pernah naik bis...
Mungkin seharusnya aku nunggu Koobun di restoran.
Seokjin menggelengkan kepalanya, air mata kembali menggenang di pelupuknya.Aku sudah nunggu berjam jam.. tapi dia tetep ga datangkan?
Setetes air mata kembali mengalir di pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288077602-288-k14333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guy I Slept With - Kookjin
Fiksi PenggemarKetika Seokjin melakukan One Night Stand dengan orang asing yang ditemuinya di bar hotel, berpikir tidak akan bertemu dengannya lagi tapi ternyata takdir menentukan lain.