09. Berbeda

128 18 9
                                    

"ku ada di sini
Temanimu yang dulu pernah rapuh
Yang nyaris abu-abu"

BGM: Aneth Warna Favorit

•••••

Alarm berbunyi cukup keras, membuat Sanggana terbangun dengan kaget karna ia sudah ada di atas kasur berbalut selimut.

"Kok udah di sini aja?" Pikirnya yang masih setengah sadar.

"Ya ampun!"

Sanggana teringat sesuatu, dan dengan segera membuka ponselnya mencari kontak.

Sanggana: "Halo.. Gara?"

Gara: "Iya, ada apa? Tumben telepon duluan."

Sanggana: "Em, lo semalem bawa gue sampe kamar? Kenapa gak bangunin gue aja?"

Gara: "Iya, Sorry ya kalo lancang. Kamu tidur pules banget jadi aku gendong aja. lagian gak mungkin juga kan aku biarin kamu tidur sampe pagi di mobil."

Jengah sekali rasanya mendengar gara yang terus beraku-kamu dengannya, padahal sejak awal dia menggunakan gue-lo agar lebih santai. Jujur Sanggana merasa risih.

Sanggana: "Maaf gue ngerepotin lo, tapi gimana caranya lo masuk ke apartemen gue? "

Gara: "aku ambil kunci dari dari dalem tas kamu, Sekali lagi aku gak ada niat jahat loh ya."

Sanggana: "O-oh.. Iya gak apa-apa makasih ya."

Gara: "Sama-sama, tapi siang ini bisa ketemu gak?"

Sanggana: "Siang? Enggak kayanya."

Gara: "Malem?"

Sanggana: "Sorry tapi gue capek."

Gara: "Pagi ini?"

Sanggana: ....

Gara: "Pagi ini? Bisa ya? Yaudah bisa pokonya, sampai ketemu satu jam lagi."

Putusnya sepihak.

Tuuut..

"Kurang ajar, siapa dia sih mutusin sepihak? Gila ya." Ia menghela nafas menenangkan diri, emosi hanya membuang tenaganya.


****

Gara terlihat lebih bersemangat dari biasanya, terdengar siulan dan senandung dari bibirnya pagi ini juga wajahnya yang cerah.

"Bahagia banget anak mama."

"Eh mama, pagi mama sayang." Gara memberi ciuman di pipi mamanya dengan penuh kasih sayang.

"Ini karna perempuan yang semalem, ya? Pacar baru kamu?" Tanya sang papa melihat kelakuan anaknya.

"Aamiin, hehe. tapi belum jadi pacar Pa. Ya rencananya sih mau di jadiin istri aja." Sahutnya membuat seisi rumah menertawakan kepercayaan diri Gara.

"Belum tentu dia mau sama lo." Noora menanggapi.

"Nyenyenyenye.." Ledek Gara.

"Ma, ini bungkus yang rapi yang cantik buat calon mantu mama, Ok?" Cengir Gara sambil menunjuk menu sarapan di meja nya.

Drrrrt

Drrrrt

Melirik sekilas ponsel nya yang bergetar, ia mematikan hairdryer yang sedang ia gunakan. "Hmm.."

"Bukain pintunya dong."

"Hah??"

Sanggana langsung berlari dan melihat apa benar ada orang di luar? Dan iya, sudah ada Gara yang berdiri di depan pintu.

GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang