10. Terlalu Cepat Jatuh Cinta

128 19 3
                                    

Akhirnya Gana update lagi setelah libur hari raya Gimana liburan kalian? Seru gak? Boleh kalo mau berbagi cerita sama author 🤭😁

---

"Tak apa jika pun aku mencintaimu terburu-buru
Bahkan jika hatiku patah sebelum kau genggam."

•••••

"Lo serius mau nganterin gue?" Tanya Sanggana pada Gara.

Sambil berjalan menuju parkiran ia menoleh pada Sanggana. "Iyalah, kalau enggak ngapain gue nungguin lo dari tadi."

"Gue gak minta di tungguin, ya." Ucap Sanggana tak terima.

"Iya, iya, gue yang mau nganterin lo kok.. Yuk masuk!" Gara langsung membukakan pintu untuk gadis perempuan incarannya. Masih dengan wajah datarnya, Sanggana memasuki mobil Gara.

Hening, itu yang kini terjadi di antara keduanya. Gara mulai memutar sebuah lagu untuk memecahkan keheningan yang ada.


Mencintaimu di saat terpurukmu
Itu yang 'kan kulakukan
Menemanimu di saat kau jatuh
'Kan kulakukan untukmu
Kusadari, ku jauh dari sempurna
Tapi dengarlah

Cinta datang dan tumbuh pada dirimu
Yang kurasa setulus hatiku
Memahami, menerima semua tentangmu
Janjiku tak akan berhenti mencintaimu
Menemanimu, mengukir setiap mimpimu

Tek

Sanggana mematikan lagu yang di putar Gara. Airmatanya mulai menggenang di pelupuk, teringat saat Sean kala itu menyanyikan lagu tersebut pada acara pertunangan mereka.

Bedanya, saat ia mendengar lagu ini kala itu airmatanya adalah ungkapan bahagia dan haru. Sekarang, Airmata ini ungkapan rasa sakit, rindu, dan luka yang kembali terbuka.

"Eh, kok di mati-in, Lo kenapa?" Gara dengan segera menepi dan menghentikan lajunya. Memastikan keadaan Sanggana. "Ada apa? Lo kenapa?" Tanya Gara dengan lembut.

Sanggana menghela nafas dalam menahan agar genangan di pelupuk hanya berhenti sampai di situ. "Gak apa-apa" Gumamnya.

Gara menyampingkan badannya menghadap Sanggana. "Ada apa?" Lagi.

"Lagu tadi, hufft.. lagu yang selalu Sean nyanyiin buat gue. Dia bilang lagu ini sepenuhnya ungkapan hati dia, gue jadi kangen sama dia.. "Sanggana yang terlihat semakin membenamkan wajahnya.

Gara turut menghela nafas berat, "Lo selalu kaya gini kalau ada sesuatu yang bersangkutan sama dia?" Ujar Gara setengah tak suka.

Sanggana melirik Gara, ada apa dengan nada bicara itu? "Gue emang selalu menghindari semua hal tentang dia, tapi sekarang ini rasanya beda"

Ya, okelah. Terserah apapun yang di katakan Sanggana, Gara tak mau ambil pusing lagi pula ini bukan urusannya hiraukan saja.

" Lo belum ketemu sama dia?"

Sanggana menggelengkan kepalanya lagi.

"Belum dapet info apapun?"

"Udah, gue udah tau dia dimana gue cuma belum berani ketemu dia langsung. Dia.. dia gak mungkin mau menerima kehadiran gue." Sanggana terus mencoba untuk tidak terlihat lemah karna mudah menangis.

"Dimana?" Gara menatap lekat Sanggana, tatapan mereka beradu.

"Jakarta" Ungkap Sanggana setelah terdiam sejenak.

GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang