46. Ada Apa?

92 11 1
                                    

Mohon maaf banget selalu molor 😭
Makasih juga buat yang setia nunggu GANA sampe sekarang 💗
Sebagai permintaan maaf part ini aku tulis dengan 2000+ kata hehe.
Selamat membaca..

•••••

Jika cinta sudah membara, apa bisa di kata? Di siram air mata pun tak akan padam. Seperti itulah kiranya kekukuhan Gara pada Sanggana yang rela menunggunya sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Dan pria seperti ini, hanya bisa anda temukan di wattpad. Haha

Mana mungkin ada pria bucin, ganteng, kaya, punya segudang prestasi, solid sama temen, family man, boyfriend material, setia dan mau perjuangin perempuannya padahal udah tau kepentok takdir. Hanya Sanggana wanita beruntung itu.

Di saat semua orang menghakiminya, ada Gara si mantan gebetan yang setia membelanya sepenuh hati.

Di sela kesibukannya Gara akhirnya bisa menyempatkan waktu menyambangi Sanggana, setelah penyesuaian schedule yang mulai padat.

Gara menarik nafasnya dalam, mencoba menghirup udara sepuasnya. Akhirnya, ia akan mengunjungi lagi Sanggana meskipun di tempat yang tidak pernah ia harapkan. Setelah menunggu beberapa saat sosok yang ia tunggu muncul.

"Gara!" Pekik Sanggana kaget.

"Gana.. Akhirnya-" Desah Gara penuh kelegaan.

Saat kakinya ingin melangkah lebih dekat, justru Sanggana menjauh, sorot mata itu menunjukkan ketidaknyamanan.

"Stop! Stop!" Ada sedikit kepanikan pada manik mata itu saat ia menangkap sosok Gara lah yang datang.

"Kenapa? Oke aku di sini." Gara menghentikan langkahnya. "aku cuma mau tau kabar kamu. Kamu apa kabar?" Tanya Gara dengan lembut.

Kabar? Hh.. Sanggana saja tidak tahu bagaimana kabar dirinya saat ini. Yang jelas ia sedang tidak baik-baik saja sangat tidak baik.

"Aku gak mau ketemu kamu.." Tolak Sanggana. "Bu! Saya sudah selesai, Bu. Bawa saya kembali ke sel."

Sanggana langsung memanggil penjaga lapas agar membawa menjauh dari Gara. Sungguh, ini bukan saat yang tepat untuk mereka bertemu. Sanggana sangat malu dengan keadaannya yang sekarang.

Akan tetapi apakah Gara peduli? Tentu tidak. Pria itu dengan segera mendekat dan menahan lengan Sanggana.

"Gana aku mohon, aku mohon sama kamu. Tolong jangan pergi dulu, aku rindu kamu. Sangat, sangat, rindu kamu. Izinin aku lebih lama sama kamu. Aku gak akan lama aku janji." Gara memohon dengan tatapan yang memelas.

"Sudah selesai?" Penjaga lapas itu menghampiri Sanggana.

"Su-"

"Belum! Belum! Masih ada waktu kan bu? Saya kan baru datang, saya mohon, kasih kami waktu. Saya mohon." Gara menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Baik, tapi jangan buat keributan."

Penjaga lapas itu meninggalkan mereka akhirnya.

Sanggana menepis tangan Gara dan memberi mereka jarak. Pandangannya hanya tertuju pada tembok polos, Sanggana tak mampu menatap wajah itu.

"Kamu mau apa kesini? Mau ngetawain aku? Atau mau apa?" Tanya Sanggana ketus.

"Aku kesini mau ketemu kamu, aku ikut sedih sama masalah yang menimpa kamu. Aku khawatir banget sama kamu."

"Gak usah basa basi" Sergahnya.

Gara menghela nafas sejenak. "Aku gak lagi basa basi, aku benar-benar mau tau kabar kamu, aku khawatir. Aku minta maaf karena aku gak langsung datang pas kamu ada masalah.."

GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang