21. Goes To Bazar

100 16 2
                                    

Mohon maaf kalo diksinya masih kurang bagus, namanya juga amatir hehe
Selamat membaca 🥰

••••

Pagi tiba kota Bandung hari ini begitu cerah, saat yang cocok untuk memulai hari dengan ceria dan penuh semangat, tapi Sanggana tidak. Paginya mendung dan terasa dingin, Sanggana justru bangun seperti mayat hidup.

"Astaga!" Zelda terkejut karna Sanggana tiba-tiba muncul tanpa suara.

"Sa, ngapain sih ngagetin aja" Protes Zelda yang tidak di tanggapi oleh sang lawan bicara.

Belum mendapat jawaban dari Sanggana, terdengar suara ketukan pintu dari seseorang. Sanggana berjalan menuju pintu begitu saja.

"Pagi cantik" Sapa Seorang dengan senyum manisnya, siapa lagi jika bukan Gara.

Sanggana menatap malas pada Gara dan melengos begitu saja dari hadapan Gara, tak menghiraukan Gara yang masih berdiri di depan pintu.

"Eh, loh. Kok gue di tinggal" Ujar Gara mengikuti langkah Sanggana.

Gara menghentikan langkah nya memperhatikan Sanggana yang terus membisu.

"Sa, sarapan yuk" Ajak Zelda.

Lagi-lagi Sanggana cuek, tak merespon apapun dan kembali ke kamarnya untuk bersiap.

"Dia kenapa?" Tanya Gara pada Zelda.

Zelda melirik, "kepo"

Gara mendekat pada Zelda dan ikut duduk di sampingnya, "serius kenapa? Kok dia hari ini dingin banget"

Zelda menyimpan Sendok di tangannya, lalu menatap Gara malas.

"Kenapa lo mau tau?" Ujar Zelda tak peduli.

Gara menghela nafas sejenak.

"Kalo orang nanya jangan di jawab tanya, gak sopan." Gara.

"Kemaren mantannya datang mereka sempet ribut gitu, Sasa nangis eh bukannya di tenangin atau gimana malah di tinggal pergi. Dia semaleman nangis gak berenti, kasian dia pasti beneran nyesel tapi mantannya gak mau ngasih kesempatan sama sekali" Jelas Zelda.

"Lagi-lagi dia" Gumam Gara kesal.

"Oh iya, lo jangan gampang kepancing emosi sama Sean, Kasian Sasa." Tambahnya.

"Lo gak tau gimana kasarnya itu cowok, gue liat pake mata kepala gue sendiri kalo dia bukan cowok yang baik." Sungut Gara.

"Ya kalo soal itu gue gak bisa komentar apapun, terkadang apa yang lo liat belum tentu bener"

Gara merotasi matanya. "Gak bener apaan? Dorong cewek sampe jatoh, bentak-bentak, ngomong kasar, itu semua gak salah sama sekali?"

Sagara mengusap tengkuknya yang mulai terasa kaku karna percakapan mengesalkan ini, bagaimana bisa mereka berdua masih membela Sean pria kasar itu?

"Okey, sorry. jangan marah ya gue gak bermaksud belain dia kok. Gue cuma gak mau kalian ribut lagi kasian Sanggana tertekan." Ucap Zelda lembut.

Gara seketika melirik Zelda di samping nya, mendengar Zelda berbicara tenang sedari tadi bahkan di saat Gara emosi dengannya adalah sesuatu yang sangat amat langka, biasanya yang ia dapatkan selalu teriakkan dari perempuan ini.

"Lo lagi sakit?" Tanya Gara dengan ekspresi takjubnya, mimik muka menggemaskan dari Gara tak bisa di sembunyikan.

"Apa sih, gue sehat" Jawab Zelda ketus.

Bagaimana tidak? Gara menatapnya dengan mata yang membulat dengan bibir mengerut gemas sekali, membuat Zelda kesal kenapa wajahnya malah memanas.

Gara tertawa, "abis ini kali pertama lo ngomong gak ngegas

GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang