51. Jealousy

100 15 2
                                    

GANA-GARA datang lagi 😁
Cus, vote dulu terus komen ya teman-teman yang baik hati 😍

•••••

"Shalat itu, apa, om? Kok Eji gak di ajak shalat?"

Semua mematung seketika mendengar pertanyaan Seaji, bagaimana cara menjelaskan pada anak usia 4 tahun? Oh, Tuhan. Gara benar-benar bingung.

Ia melirik Sanggana, kedua orang dewasa itu saling menatap.

"Shalat itu ibadah, kita berdo'a sama Allah. Kata papa, kalo kita gak shalat nanti Allah marah. Kalo Allah marah kita dosa terus bisa masuk neraka."

Gara, Sanggana, dan suster kompak menolehkan pandangan pada Lula. Gadis kecil Gara yang menjawab pertanyaan Seaji.

"Allah itu siapa?"

Wajah polos Seaji memandang penuh ke arah Lula dan setiap orang yang berada di sana, raut wajahnya benar-benar meminta jawaban.

"Allah itu yang ciptakan kita, sama alam semesta Seaji. Emang Seaji gak tau? Allah itu Tuhan kita."

Gara tersenyum tipis, meskipun Gara cukup merasa was-was, namun di sisi lain ia pun bangga karena Lula benar-benar menyerap setiap yang di ajarkan padanya.

"Anak-anak, ini kita nanti keburu malam loh. Yuk berangkat sekarang." Potong Gara.



*****

Makan malam berjalan dengan lancar di sebuah restoran berbintang, semua tampak senang terlebih anak-anak mereka.

"Sus, udah gapapa makan aja. Biar Seaji sama saya."
Sang suster tersenyum sembari mengangguk. "Baik, bu."

Damai.

Benar-benar damai, Seaji duduk dengan nyaman dan menikmati makanannya bersama Lula. Ini persis seperti impiannya sejak dulu. Makan malam keluarga, bersama suami dan putra mereka. Namun apa boleh di kata, hal itu tak akan terjadi.

"Besok kalo kamu sibuk, Seaji tinggal aja jadi kamu bisa fokus urus kerjaan kamu. Kebetulan besok aku masih free, aku bisa jagain anak-anak sekalian urus laporan kamu yang kemarin."

Gara membuat Sanggana langsung menoleh ke arahnya. Di tatapnya tak percaya pria yang sedang asik memotong steak itu.

"Gak usah Gar, aku numpang di apartemen kamu aja udah cukup ngerepotin." Tolak Sanggana.

"Oh, sama sekali enggak. Besok itu jadwal aku quality time sama Lula jadi sekalian ajak anak kamu keliling-keliling aja maen. Sama sekali gak ngerepotin." Ucap Gara dengan di selingi senyum.

Sanggana menarik nafasnya. "Makasih, ya. Aku janji setelah ini aku gak akan ngerepotin kamu lagi."

Gara tersenyum lagi pada Sanggana. "Santai aja."

Waktu berlalu begitu saja, semua tampak aman sentosa sampai ketika Gara keluar dari restoran, beberapa wartawan yang entah muncul dari mana datang mengerubunginya.

"Mas Gara, boleh minta waktunya?"

"Mas Gara, liat kesini sebentar mas."

"Mas Gara boleh tanya?"

"Mas Gara, ini siapa mas?"

"Mas Gara katanya mau nikah tahun ini, apa benar mas?"

Semua wartawan mencecarnya, untunglah para security restoran sigap menghadang mereka semua. Gara pun meminta Sanggana dan anak-anak mempercepat langkahnya dan memasuki mobil.

Gara langsung menancap gas, ia melajukan mobil cukup kencang dan Gara memutuskan mengambil jalan lain untuk mengecoh siapa tau ada yang berhasil mengikutinya.

GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang