GANA kembali ^_^
Huhu maaf ya updatenya di luar jadwal yang di janjikan :') sebisa mungkin GANA update kembali ke jadwal semula, Selasa-Sabtu.Selamat membaca 💜
•••••
Sagara adhitia bersandar pada pintu mobilnya dengan wajah kusutnya, bagaimana tidak? Ini sudah lebih dari satu jam namun belum ada tanda-tanda kedatangan Sanggana.Sebenarnya Gara bukan pria penyabar, tetapi jika tentang Sanggana hal yang paling ia benci sekalipun akan ia lakukan. Ya, begitulah kiranya ciri-ciri seorang buciners.
Tak berselang lama yang di tunggu akhirnya muncul dengan raut muka kesal.
Gara baru saja membuka mulutnya namun Sanggana sudah lebih dulu menyemburnya dengan omelan.
"Lo ngapain sih di sini? Kan gue udah bilang jangan kesini!"
Gara melotot tak percaya, bukankah harusnya dia yang marah? Setelah dengan sabar ia menunggu tapi ini yang di dapatnya? Oh, Tuhan. Jangan buat Gar kehabisan kesabarannya di sini.
"Kenapa jadi lo yang marah? Harusnya di sini gue yang marah, asik ya berduaan sama bos lo sampe lupa ada gue yang lumutan nunggu lo di sini." Sungut Gara tak mau kalah.
"Siapa suruh jemput gue" Sahut Sanggana yang masih kesal.
Gara tertawa sarkas. "Lo serius bilang kaya gitu?"
"Lo kenapa sih Sagara?! Heran gue hari ini lo !nyebelin banget."Teriak Sanggana yang malah semakin kesal saja melihat tingkah Gara yang kekanak-kanakan.
"Gak usah childish, kayak bocah lo!" Omel Sanggana lagi.
Gara di buat terperangah dengan ucapan Sanggana. Setelah mendapat omelan dari Sanggana, Gara kini benar-benar cemberut dia memalingkan wajahnya merajuk seperti anak kecil.
Bukankah harusnya memang Gara yang berhak merasa kesal karna menunggu terlalu lama? Dan bukankah Sanggana lebih menyebalkan? Lalu kenapa kini seakan Gara yang bersalah? Ini tidak adil, Gara ingin protes tetapi mendebat perempuan bukan pilihan tepat untuk seorang laki-laki. Ia pasti akan kalah nantinya.
Sanggana menghembuskan nafas kasar dan meninggalkan Gara masuk ke dalam mobil.
Tiiiiin.
"Buruan mau balik!" Teriak Sanggana.
Gara pun menurutinya, ia segera masuk dan menghidupkan mobilnya. Entahlah kenapa keadaan malah berbalik, Gara sendiri bingung ia hanya bisa mengalah pada gadis kesayangannya ini. Dan tanpa mereka sadari, ada Sean yang memperhatikan dari jauh interaksi keduanya.
Setelah aksi diam-diaman keduanya, Sanggana baru sadar ini bukan jalan yang dia kenal.
"Gar, ini kita mau kemana? Ini bukan jalan pulang gue" Pekik Sanggana cukup panik.
Gara hanya diam dan terus melajukan mobilnya, mereka masuk ke sebuah perumahan.
"Gar!"
"Gue laper"
"Gue enggak!" Sanggana masih saja ngegas.
"Yaudah kalo temenin gue makan" Jawab Gara dengan santai.
"Tapi kenapa masuk kesini bukan cari tempat makan" Protesnya lagi.
"Enggak, buatan nyokap gue lebih enak dari masakan siapapun"
Sanggana melotot kaget bersamaan dengan Gara yang sudah memarkirkan mobil di depan rumahnya.
"Kita.. Kita ke rumah lo? K-Ketemu orangtua lo?" Tanya sanggana dengan gugup. "Gar gue mau pulang gar" Lanjut sanggana dengan nada cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANA [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] katanya, jangan mencintai seseorang yang belum selesai dengan masalalunya. jika pun kita berhasil memilikinya, kita mungkin hanya menjadi bayang-bayang dalam hidupnya. Sanggana Ayu Legian mencoba melarikan diri dari rasa sakit hati...