•••••
Makanan selesai tepat waktu, Sanggana lekas menatanya di meja yang sudah ia siapkan di ruangan bosnya itu dengan cantik, dirinya sudah tidak sabar mempresentasikan makanannya pada Sean. "Sean pasti suka." Gumamnya.
Sanggana lalu berjalan keluar dan berdiri di luar ruangan menunggu kedatangan Sean.
Tap
Tap
Tap
Derap langkah itu milik seseorang yang sudah ia tunggu sejak tadi, di ikuti oleh sang manajer. Langkah mereka tampak terburu-buru.
"Selamat pagi, pak" Sapa Sanggana dengan senyumnya.
"Kamu ngapain di sini? Minggir saya buru-buru." Ucap Sean dingin dan berlalu masuk. Langkahnya terhenti di depan meja dan menoleh menatap dua orang di belakangnya. Ah, iya. Sean melupakan sesuatu.
"Saya mau mempresentasikan makanan yang saya buat pak, sesuai perintah bapak." Sanggana nampak antusias.
Sean memalingkan wajahnya setelah melihat Sanggana tersenyum padanya. "Maaf tapi saya gak punya waktu. Ada yang harus saya bahas sama pak Tedi. Kamu bisa tinggalkan ruangan ini?" Tolak Sean begitu saja.
Ucapan Sean membuatnya terdiam tak percaya, apa-apaan ini? Apa Sean mengerjainya? Susah payah ia membuat semuanya dan ini yang dia dapat?
"Tapi pak saya sudah capek buat semua ini masa gak di cobain? Sedikit aja pak. Bapak juga harus denger presentasi saya sebentar."
"Sasa nanti aja, kamu keluar dulu ya" Pinta pak Tedi, manajer.
"Gak bisa pak, kan pak Sean minta saya buat makanan yang enak sebelum beliau datang, ini saya sudah turutin. Pak Sean harus cobain dulu." Kukuhnya sedikit memaksa.
"Kamu gak liat kita sibuk? Tolonglah, jangan menghambat kerjaan." Jawab pak Tedi lagi.
Sanggana kini nampak kecewa, karna merasa di kerjai bosnya. "Tapi pak—"
"Sanggana keluar!" Sentak Sean di balik mejanya. Sean harus buru-buru menyelesaikan pekerjaan di sini karna perusahaan sudah sangat membutuhkan Sean sekarang, ia harus segera pergi.
Sanggana kesal sekarang, ia dengan cepat menyendoki salah satu dari tiga jenis dessert yang ia buat.
Setelah satu sendok siap di tangannya ia berjalan menghampiri Sean, menarik wajahnya lalu menyuapi Sean begitu saja. Membuat Sean yang sedang menatap layar laptop membulatkan matanya terkejut, hampir saja tersedak namun Sanggana segera menutup mulut Sean.
"Sasa!" Pekik manajernya yang melihat apa yang di lakukan sanggana.
Ia sedikit mundur, lalu mengambil dua piring tersisa dan menyimpannya tepat di hadapan Sean.
"Yang tadi bapak makan itu fluffy purple pancake with berry, cepetan ngunyahnya pak." Ucap Sanggana dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANA [END]
Novela Juvenil[Sedang Revisi] katanya, jangan mencintai seseorang yang belum selesai dengan masalalunya. jika pun kita berhasil memilikinya, kita mungkin hanya menjadi bayang-bayang dalam hidupnya. Sanggana Ayu Legian mencoba melarikan diri dari rasa sakit hati...