Calon mamanya Lula datang lagi 😁
Yuk langsung baca yuk!
Jangan lupa vote dan komen.•••••
Saat pintu ia buka, Gara menatap malas dua manusia yang kini tengah berdiri di tepat di hadapannya. Entah darimana mereka tahu hotel tempat Gara menginap, yang jelas Gara saat ini sedang dalam suasana hati yang tidak terlalu baik untuk menerima tamu.
"Kalian ngapain?"
Baik Sanggana maupun Allerick tak langsung menjawab melainkan saling melempar pandang, menunggu siapa yang akan berucap lebih dulu.
"Okay, waktu kalian abis. Gue sibuk sekarang." Seru Gara yang langsung hendak menutup kembali pintunya.
"Tunggu, tunggu.. Bisa kita bicara?"
Sanggana menahannya.
"Iya, bisa kan?" Timpal Allerick.
Sejujurnya Gara masih cukup malas bertemu dengan sepupunya ini, ada kekesalan yang belum selesai di hatinya.
"Okay, apa?"
Sanggana menggeleng. "Enggak di sini, kita ke cafe di bawah."
Gara melirik ke dalam sekilas, ada Lula yang masih tertidur dan ada beberapa yang masih harus di bereskan belum lagi ia harus memesan tiket pesawat. Berbicara dengan Sanggana dan Allerick membuang waktunya lebih lama di sini.
Persetan dengan kerinduannya pada Sanggana, gengsi Gara masih tinggi saat ini.
"Gak bisa, Lula tidur gak mungkin di tinggal."
"Gimana kalo di dalem aja?" Usul Allerick.
Gara menggelengkan kepalanya menolak, "nanti Lula ke ganggu."
Alasan, padahal ia sejak tadi memang berusaha membangunkan Lula.
Allerick terus beradu pandang dan seperti saling bertelepati di depan Gara, membuat percikan cemburu yang sudah lama hilang kembali datang.
Gara memutar bola matanya. Jengah sekali pikir Gara, Sanggana seakan terus meminta di yakinkan oleh Allerick.
"Gini aja, kalian berdua ngobrol di luar dulu. Take your time, Lula gue yang jagain."
Gara melirik sang sepupu.
"Udah percaya sama gue, aman kok."
Allerick mendekat pada Gara, menepuk pundaknya dengan yakin dan mendorongnya perlahan.
"Le!"
Sanggana menahan rengutan di wajahnya pada Allerick karena ada Gara di sana. Sejujurnya, Sanggana canggung harus bicara berdua dengan Gara itulah alasannya mengajak Allerick menemaninya.
"Yaudah, gue titip Lula kalo dia nyari langsung telpon gue." Pesan Gara pada Allerick lalu berjalan melewati Sanggana yang masih mematung. "Ayo.. Gue gak bisa lama." Seru Gara pada Sanggana.
Sedikit tersentak dengan sikap dingin Gara, Sanggana pun akhirnya berlari kecil menyusul Gara setelah mendapat anggukan dari Allerick.
*****
"Mau pesen dulu?"
Gara menggelengkan kepalanya seraya jemarinya mulai membuka ponsel. "Gak usah, kalo kamu mau pesen silakan."
Sanggana menjadi kikuk, terlebih Gara sepertinya sibuk dengan ponselnya.
"Yaudah, aku pesenin kopi ya?" Sanggana kembali menawari Gara dengan lembut.
Gara mengalihkan pandangannya sekilas pada Sanggana, sudah lama sekali rasanya ia tidak mendengar lembut suara itu mengalun untuknya.
Akhirnya Sanggana tetap memesan dua cangkir kopi untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANA [END]
Teen Fiction[Sedang Revisi] katanya, jangan mencintai seseorang yang belum selesai dengan masalalunya. jika pun kita berhasil memilikinya, kita mungkin hanya menjadi bayang-bayang dalam hidupnya. Sanggana Ayu Legian mencoba melarikan diri dari rasa sakit hati...