36. Trigger

92 11 5
                                    

Selamat hari Jum'at semuanya, selamat membaca 💜


•••••

Yang di takutkannya terjadi, imbas dari keserakahannya akan rasa. Ingkarnya janji yang telah terucap dan sulitnya bertahan pada kenyataan.

Sebelumnya, Sanggana lah yang meminta Sean kembali. Namun kini dirinya jugalah yang kembali melukai perasaan Sean. Karna sampai saat ini dirinya tak benar-benar melepas Gara juga.

"Maaf Sean, aku udah berusaha menjauh dari Gara. Tapi itu sulit.." Sanggana memejamkan matanya seiring degup jantungnya berdetak tak mau tenang.


****

Gara dan seisi ruangan di buat kaget dengan kedatangan Allerick dan Sean di ruangan ini. Gara yang spontan berdiri dan sadar jika ponsel Sanggana masih ada padanya langsung di sembunyikan dengan cepat.

Di sisi lain ada Joan yang tertunduk dan menyeringai dalam diam. Kebetulan macam apa ini? Sanggana pergi saat kedua pria ini berada dalam satu ruangan yang sama. Angga yang tak mau pusing mengabaikan Joan, dan menyambut mereka.

"Bro, Alle.. Akhirnya kita ketemu lagi, Bung!" Sambut Angga yang di susul oleh Rayn, Joan dan yang lainnya.

Gara sendiri tak tahu harus berbuat apa sekarang, pikirannya hanya terpusat pada dimana Sanggana sekarang?

Gara yang sedari tadi diam akhirnya menyalami Allerick sambi berbisik. "Lo kenapa bawa dia, anjir?"

"Sorry.. Dia yang maksa ikut, ya gue iyain aja dari pada dia curiga."

Setelah mempersilakan keduanya duduk, Gara langsung pamit sebentar ucapnya. Sean memandang kepergian Gara dengan tatapan awas.

Allerick dan Joan yang sepertinya sepemikiran saling memandang dan berbicara bahasa mata lalu keduanya menatap gerak gerik Sean. Sedangkan Angga dan Rayn? Mereka benar-benar tidak mau ikut campur dan duduk santai.

Gara berlari menuju toilet namun tak ada siapapun di sana dan langsung menuju parkiran.
Benar saja, mobil Sanggana yang terparkir di sana tampak menyala sepertinya Sanggana akan segera bertolak.

Ciiit

Sanggana di buat kaget dengan ketukan seseorang di kaca mobilnya. Hatinya yang sedang was-was sempat berpikir negatif.

"Gara.." Sanggana menghembuskan nafas lega.

"Buka pintunya"

Setelah pintu mobil itu terbuka Gara langsung masuk dan menutupnya kembali.

"Nih, ketinggalan.." Gara memberikan ponsel Sanggana dengan nafas yang masih terengah-engah.

Sanggana melihat Gara yang kelelahan mengejarnya memberinya sebotol air.

"Makasih." Gara menerima dan langsung meneguknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang