03 - Kucing

1.7K 191 5
                                    

enjoy n happy reading 🌻!

***

Elkano pikir, ucapan Ivy tentang ia akan berubah menjadi lemah lembut itu hanyalah omong kosong belaka, tapi rupanya gadis itu bernyali juga dengan menjanjikan perubahan pada kepribadian yang mustahil untuk dirubah.

Lihat saja apa yang Ivy lakukan saat ini, sejak melihat Elkano tadi, ia sama sekali belum mengomel ataupun berteriak, yang ia lakukan hanya tersenyum, lalu mengikuti Elkano kemari, dan memperhatikan pemuda itu dengan menopang dagu, tanpa melunturkan senyum.

Sebenarnya ini lebih baik daripada terus diusik dengan rentetan kalimat tidak berguna yang membuat gendang telinga sakit, tapi rasanya creepy juga diperhatikan seperti itu sedari tadi, apa lagi cara menatapnya sama sekali tidak biasa.

Bahkan saat tengah diam seperti ini saja, mata Ivy tetap tak bisa berbohong, kilaunya selalu menunjukan gairah semangat, bukan keanggunan. Kalau diibaratkan genre musik, Ivy itu rock and roll, sedang Elkano itu classic.

Jadi bayangkan, musik klasik yang biasa terputar dengan gemulai lantas disahuti musik rock yang enerjiknya diluar nalar.

Menurunkan buku yang tengah ia baca, Elkano menatap Ivy datar.

Tahu rasanya diawasi setan? Ya seperti itulah kira-kira yang dirasakan Elkano sekarang.

"Gimana? Udah mulai suka belum? Gue udah kalem 'kan?" ujar Ivy, dengan suara yang berusaha ia buat lembut, walaupun dadanya sudah bergejolak ingin berteriak.

Karena tingkahnya yang seperti ini, dia sampai membuat heran seisi rumah, apalagi mamanya. Niatnya sih cuma trial, biar nanti beneran bisa jaga image kalau ketemu Elkano, tapi malah bikin papanya sampai mau ngundang ustad, mengira Ivy tertempel setan jalan, makanya jadi seperti itu.

"Lihat aja, kalau gue tiap hari begini, lo pasti bakalan klepek-klepek," ujar Ivy lagi.

"Coba aja," sahut Elkano.

"Tapi besok libur dulu deh— btw, gue capek senyum." Ivy menaik-turunkan pipinya yang sakit karena mengulas senyum sedari tadi. "Gantian kek yang senyum, sekali-kali elo gitu. Biar gue bisa lihat," ujarnya, membuat Elkano kembali mengangkat buku bacaannya.

"Males," jawab pemuda itu tak tertarik.

Ivy mendelik. "Pelit amat lo. Senyum doang nggak mau. Hati lo aja sini kalau gitu buat gue."

"Lo mau gue mati?" sahut Elkano dengan polosnya, membuat tawa Ivy meledak, hampir saja ngakak terpingkal-pingkal kalau tidak segera dia tahan.

"BHAHAHA— ekhem, nggak gitu maksudnya, Cintaku. Aduh polos banget sih, jadi pengen nodain," ujar Ivy, masih dengan ekspresi menahan tawanya. Apa juga dibilang, balik lagi 'kan sifat aslinya?

Memang kodratnya seperti itu, mau dimodifikasi kayak gimana pun juga nggak bakalan berubah. Menghela napas, Elkano memilih untuk tak acuh, kembali sibuk membaca buku novel yang baru ia beli kemarin lusa.

Karena merasa dikacangi, Ivy mencari ide untuk menarik perhatian Elkano, hingga ia teringat jika permintaan mengikutinya belum disetujui oleh Elkano, di instagram.

"Lo belum acc akun gue ya di ig? Acc dong, sekalian follback, jangan pelit-pelit," ujar Ivy sembari membuka ponselnya.

Namun hal itu sama sekali tak menarik minat Elkano untuk beralih dari bacaannya, lagipula pemuda itu juga jarang bermain sosial media, paling-paling buka aplikasi chatting, itu pun juga jarang sekali membalas pesan pribadi.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang