37 - Who's Him?

1.1K 177 7
                                    

Pemuda yang barusaja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dan bersiap-siap untuk beristirahat itu terkejut lantaran tiba-tiba pintu kamarnya dibuka secara tidak santai, dan yang menjadi tersangka adalah abangnya, siapa lagi jika bukan oknum bernama Elvano?

"Udah liat?!" tanya Elvano ngegas, membuat Elkano yang berdiri di samping ranjang tengah memposisikan bantalnya pun mengerjap pelan.

"Apa?" Elkano bertanya balik dengan ekspresi bingung.

"Snap WhatsApp-nya Ivy! Buruan liat nih!" Elvano langsung buru-buru berlari mendekat, menunjukkan status WhatsApp yang diunggah oleh Ivy sekitar lima belas menit yang lalu, yang mana isinya adalah foto gadis itu dengan seorang pemuda asing, entah siapa itu yang jelas baik Elvano maupun Elkano tidak mengenalinya.

Sejujurnya, Elkano cukup terkejut melihat apa yang ditunjukan oleh kembarannya itu, tapi ia tak berkata apa-apa, hanya diam dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak.

Setelah menujukkan itu, Elvano berkata, "Kaget 'kan lo? Sama! Gue juga! Gini nih kalau cuek bebek mulu, dicuri orang 'kan jadinya."

Elkano hanya diam, sembari berpikir, siapa pemuda itu? Dari fotonya terlihat dekat dan akrab dengan Ivy, apa memang gebetan baru Ivy?

Seolah memiliki isi pikiran yang sama, Elvano pun berceletuk, "Kira-kira siapa ya? Kalau sepupu nggak mungkin, ini mah kalau bukan gebetan ya calon gebetan. Lo nggak kepo emangnya?" Elvano menatap adik kembarnya, tetapi yang ditatap malah balik menatap, masih juga membisu.

"Ngomong woi!" Elvano mengundang bahu Elkano, khawatir adiknya itu syok berat.

Namun respons yang diberikan Elkano hanya sebuah gelengan ambigu.

"Apa? Geleng-geleng doang tuh iya apa enggak?" tanya Elvano bingung.

"Nggak tau." Pada akhirnya Elkano membuka suara.

"Nggak kepo?"

Elkano diam. Beberapa saat kemudian menyahut, "Buat apa? Bukan urusan gue."

"Idihh, mulut bisa bilang gitu, hati lo berantakan nih, sampe gue denger bunyi patahnya," ujar Elvano, menunjuk dada Elkano, membuat Elkano refleks melangkah mundur dan menggeleng.

"Enggak," bantahnya.

Elvano memicingkan matanya. "Ivy masih deketin lo nggak?" tanyanya.

Elkano menggeleng.

"Yang bener? Kenapa?"

"Nggak tau."

"Dan nggak mau tau?"

Elkano mengangguk, membuat Elvano memgembuskan napas berat.

"Berarti kalau udah enggak deketin lo lagi, ini cowok yang diunggah Ivy ke snap emang gebetan barunya, hayolohh, posisi lo udah tergantikan sekarang, jual mahal mulu sihh. Awas ya nanti kalau sampe nyesel, kesempatan nggak datang dua kali," ujar Elvano mengompori adiknya.

Tapi kampretnya Elkano cuma jawab, "Iya."

"Nih, liat sekali lagi biar puas." Elvano kembali menunjukkan status WhatsApp milik Ivy. "Nih liat, romantis banget foto bareng, lo emangnya pernah diginiin? Seumur-umur naksir lo, dikejar sampe mampus pun nggak pernah dia publish di sosmed kayak begini," kompornya lagi, tapi es balok satu itu dikomporin bukannya meleleh malah makin beku, heran.

"Biarin dia bahagia," sahut Elkano, tidak mau meladeni lebih lanjut ocehan Elvano.

"Yakin nih? Yang bener? Ikhlas betulan nggak? Ntar diem-diem nangis." Elvano dengan tidak berdosa menjatuhkan tubuh di atas kasur yang spreinya sudah dirapikan oleh Elkano.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang