01 - Rutinitas Pagi

6.3K 327 67
                                    

ini 'kan yang kalian nanti-nanti?

karena aku comel dan baik hati, aku turutin nih permintaan kalian untuk buat cerita elkano, but i warn, it'll be mainstream. mainstream banget, jadi ya ... nikmatin aja lah, buat obatin kangen sama keluarganya raka especially si kembar.

tapi absen dulu coba yang dari cerita sebelah ☝️☝️

oke, thank you. enjoy and happy reading, luv 💟

***

"Makasih ya, Abang, Reon mau masuk kelas dulu. Abang hati-hati di jalan yaa."

Di balik helm-nya, sang kakak mengulas senyum tipis dan mengangguk, mengulurkan satu tangannya untuk mengacak gemas rambut adiknya. "Belajar yang rajin."

Dengan senyuman lebarnya, Reon mengangguk. "Abang juga!" serunya, sebelum berbalik dan berlari kecil menuju kelasnya.

Setelah melihat adik bungsunya masuk ke dalam kelas, barulah Elkano menghidupkan kembali mesin motornya, menarik stang gas dan melaju pergi dari depan gerbang sekolah.

Elkano Rogan Dirgantara, saudara kembar Elvano, anak ke-dua dari pasangan suami istri Raka dan Ghea, dan yang paling pendiam di antara empat bersaudara.

Pemuda yang kini menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya itu memang bukan langganan orang yang suka berangkat siang seperti adiknya yang masih duduk di bangku SMP. Bukan karena ia berada di kelas pilihan lantas menjadi sangat ambisius dan rajin dengan berangkat pagi-pagi, tapi memang karena sudah terbiasa saja daridulu berangkat pagi, jadi sekalinya kesiangan pasti tahu grasak-grusuknya seperti apa.

Kehadirannya yang selalu satu jam lebih awal dari bel masuk berbunyi itu menjadi kesempatan emas bagi gadis pemilik rambut pendek yang selalu datang ke sekolah dengan penampilan semau gue-nya. Jika dulu di kelasnya ia selalu datang paling akhir bersama terdengarnya bel masuk, maka sekarang ia akan datang paling awal, hanya untuk sekadar memberi sapa berupa kalimat selamat pagi atau semacamnya.

Elkano yang tengah berjalan santai menuju kelas dengan raut wajah tanpa ekspresi khasnya hampir terkejut saat tiba-tiba muncul seorang gadis yang menyeimbangi langkahnya dan berseru,

"Selamat morning, Cintaku, asem banget mukanya, senyum dikit dong biar cakep."

Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Haivy Chandra Kencana. Anak sulung dari teman dekat mamanya yang beberapa minggu akhir ini kerap sekali mengganggu ketenangan Elkano dengan segala celotehan dan kelakuan tidak bergunanya.

Elkano kira, kalimat kasarnya yang tanpa sadar terucap karena sedang emosi tempo lalu berhasil membuat gadis itu menyerah dan berhenti mengganggunya, tapi ternyata tidak lama dari itu, seolah mendapat motivasi baru, ia kembali muncul dan terus-terusan melakukan hal menyebalkan seperti yang ia lakukan pagi ini.

Tanpa berniat menyahut, Elkano melebarkan langkahnya.

"Buru-buru amat sih? Masih pagi nih, mau lihat apa sih lo di kelas? Mending lihatin gue aja sini buat cuci mata," ujar Ivy, mengejar langkah lebar Elkano.

Bukan tanpa alasan Elkano sangat menghindari Ivy, selain berisik, gadis itu juga sangat agresif, membuat Elkano kadang sampai heran, ini orang sebenarnya cewek bukan sih?

Menoleh sebentar, tatapan Elkano terarah pada seragam Ivy yang (selalu) tidak dipakai dengan benar. "Masukin kemeja," tegur Elkano.

Menarik kedua sudut bibirnya, Ivy menaik-turunkan alis dengan ekspresi tengil. "Perhatian banget, jadi makin suka."

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang