09 - Paguyuban Gosip

1.1K 214 23
                                    

Hari ini kelas Elkano sedang ada pelajaran olahraga di lapangan outdoor yang mana pagi ini cuacanya cukup terik. Anak kelasnya itu rata-rata memang tidak suka pembelajaran di luar kelas kayak olahraga begini, jadi ya jika tidak sedang ingin mengambil nilai, guru olahraga hanya membariskan mereka untuk pemanasan lalu membiarkannya untuk olahraga sendiri.

Seusai pemanasan pun anak-anak perempuan langsung bubar sendiri-sendiri untuk mendinginkan badan sambil mengeluh lantaran panas, sedang yang laki-laki langsung berlari ke lapangan mengambil bola untuk bermain.

Ada yang bermain basket, ada juga yang bermain futsal.

Karena Elkano juga termasuk dari anggota ekskul basket, jadi pemuda itu ikut temannya bermain bola basket. Di tengah permainan seru mereka, Ivy yang baru turun dari lantai dua di mana kelasnya berada, dan mendapati eksistensi Elkano pun langsung menghentikan langkah.

Niatnya, ia keluar kelas karena dispensasi, dipanggil oleh sang pelatih untuk ke ruang taekwondo, tapi karena mendapati keberadaan seseorang yang kemarin sama sekali belum ia temui, tentu saja Ivy tidak mau menyia-nyiakan kesempatannya.

Menyisingkan kemeja seragam tanpa jasnya itu ke atas, Ivy segera berlari mendekat ke lapangan, tapi langkahnya terseret mundur ketika sebuah bola basket memantul ke arahnya, membuat perhatian anak kelas Elkano yang sedang bermain basket pun mengarah padanya.

Melihat presensi Ivy di sana, Elkano hanya bisa membuang napas pelan. Baru saja kemarin ia bisa bernapas tenang.

Mengambil bola basket itu, Ivy menggiring dengan cara memantulkannya, sebentar.

"Ikut main dong, bentar aja," ujar gadis itu, sangat sok kenal dan sok dekat sekali.

"Orangnya udah cukup. Balikin sini bolanya," jawab salah satu teman Elkano.

"Ahelah, bentar doang lagian. Salah satu keluar dong, lo aja gimana? Bentar aja, sebelum gue ke ruang latihan nih," ujar Ivy lagi, ancang-ancang melempar bolanya.

Ya mau tak mau salah satu dari mereka keluar lapangan, membuat Ivy tersenyum senang, mengoper bolanya pada salah satu teman Elkano, dan mereka pun berpencar sama-sama mengepung bola.

Hingga kini bola basket itu berada di bawah kuasa Elkano, yang mana membuat Ivy semakin gencar untuk merebut.

"Kangen gue nggak? Kangen dong, gue aja kangen, masa lo nggak kangen," ujar Ivy, mencuri kesempatan.

Elkano tidak membalas, mencoba untuk mengoper bolanya, tapi dicuri duluan oleh Ivy.

"Ngalah dulu ya, Cintaku," kata Ivy, dengan gerakan gesit mengambil alih bola basket itu, membawanya mendekat ke arah ring, ketika ingin menembakkannya, tiba-tiba sebuah tubuh di belakangnya ikut melompat dan menggagalkan tembakan bolanya yang hampir masuk ring.

Ivy yang terkejut pun langsung berbalik, tapi dramanya dia malah kesandung kakinya sendiri, pas mau cari pegangan dia malah narik kaus orang yang tadi sempat menggagalkan tembakkannya, yang mana orang itu adalah Elkano.

Untung refleks pemuda itu bagus, ketika Ivy menarik kausnya, ia balik menarik lengan Ivy, sehingga mereka tak kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersamaan.

"Hati-hati," pesan Elkano dengan ekspresi datar, melepaskan cekalan tangannya dan berlalu melewati Ivy untuk memgambil bolanya yang menggelinding.

Sedangkan Ivy malah membeku di tempat. Ia baru tersadar waktu dengar namanya diteriakin dari arah koridor.

"Woi, Ivy! Lo kebiasan banget, ditunggu malah asik-asik sendiri!"

Ivy yang dengar itu pun langsung menoleh, sebelum buru-buru pergi gadis itu sempat berseru pada Elkano.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang