"Gue kurang cakep apa, ya?" monolog Ivy, melihat pantulan wajahnya pada kamera ponsel.
Tapi dilihat berkali-kali, dia lumayan kok, nggak jelek-jelek amat. Masih bisa lah di-crush in, tapi kenapa Elkano nggak nyantol-nyantol?
"Cakep kok. Emang kayaknya tuh cowok yang nggak bisa liat kecakepan gue yang paripurna ini. Heran banget, beneran dari batu apa ya hatinya?" Ivy masih sibuk bermonolog sambil lihatin gambarnya sendiri, membuat dua gadis yang mendengar celotehan itu sedari tadi sama-sama berpandangan dan membuang napas.
"Udah tau kayak gitu, masih juga lo kejar. Yang salah bukan dia, tapi diri lo sendiri," balas Clara— teman perempuan Ivy selain Celine.
Sedangkan Celine hanya membuang muka, malas sekali menanggapi, karena hal seperti ini bukan terjadi satu-dua kali saja, ia cukup muak untuk menasihati Ivy perihal kebodohannya dengan mengejar-ngejar Elkano seperti musang begini.
Mereka bukannya tak mendukung, tapi jika yang di dukung saja nyaris mustahil seperti itu bukannya sama saja bohong? Kayak isi air pakai keranjang cucian, alias zonk, nggak ada hasilnya.
"Gue no comment, deh." Celine mengendik tak ikut campur.
Sedikit informasi, Celine ini termasuk siswi yang populer di kalangan murid-murid SMA Lerbang, selain karena orang tuanya itu punya relasi dengan kepala sekolah, gadis itu juga cantik dan berbakat, ia adalah vokalis dari band yang ada di sekolahnya, bahkan kabarnya dia juga akan segera merilis solo pertamanya.
Sedangkan Clara, atau Regina Clara sendiri adalah ketua chear leader, sebelum menjadi anggota cheers sekalipun, Clara sudah terkenal karena dirinya adalah seorang selebgram sekaligus beauty vlogger yang memiliki kurang lebih satu juta suscriber di akun youtube-nya.
Lalu bagaimana ceritanya mereka berdua bisa berteman dekat dengan Ivy? Ya sangat klise, karena mereka sekelas, dan kebetulan memang satu frekuensi.
Jangan salah, meskipun terkenal dengan gaya urakannya, Ivy juga pandai bernyanyi, ia bisa bermain gitar— hasil belajar dari Celine, dia juga bisa make up, kalau yang ini, Ivy belajar sendiri dari SMP. Gaya boleh laki, tapi tampang tetap harus secakep barbie. Terlebih dia sekarang punya teman beauty vlogger kayak Clara, jadi makin bertambah ilmu dandannya.
Dulu yang cuma bisa asal temblok yang penting cakep, sekarang sudah mengerti macam-macam look make up.
"Sekelas Jingga yang tiap hari bareng sama dia aja belum tentu dia suka, apalagi lo yang tiba-tiba ngerusuh datang ke kehidupan dia," ujar Clara, harusnya kalimat itu cukup untuk membuat Ivy tertampar, tapi namanya orang kasmaran, pasti selalu denial.
"Paan sih lo bawa-bawa tuh cewek," sewot Ivy tidak suka.
"Biar lo sadar. Emang nggak capek ngejar orang yang bahkan peduli sama kehadiran lo aja enggak? Mending cari yang pasti, cowok di bumi bukan dia doang."
Ivy berdecak kesal. "Mau dikasih seribu cowok cakep sekalipun kalau gue pengennya dia ya dia. Lo kalau nggak mau bantuin jangan kebanyakan komen deh, Clar," ujarnya, membuat Clara menghela napas pelan. Susah banget memang ngomong sama orang keras kepala kayak Ivy.
"Sesuka itu lo sama Elkano?" Giliran Celine yang membuka suara, melontarkan tanya pada Ivy.
"Menurut lo aja gimana? Kalau nggak suka ngapain gue kejar?"
"Ya ... who knows? Maybe lo cuma penasaran dan pengen taklukin dia doang?"
Ivy menautkan alisnya. "Opini lo jelek."
"Tampang lo tuh nggak meyakinkan, Vy. Elkano sendiri juga pasti mikir, apa yang sebenernya lo sukain dari dia dengan lo sampai segininya? Secara lo tuh udah jelas-jelas banget ditolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionCOMPLETED. [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] SEQUEL IT CALLED LOVE - SPIN OF ELVANO ──────────────── Kata orang, Elkano itu cuek, saking cueknya kalau ada orang tenggelam yang minta tolong, bukannya nolongin, dia cuma diam sambil nonton. Padahal nyatanya...