24 - Senandika

1.1K 181 15
                                    

"Kenapa? Galau banget kayaknya?" tanya Hiro pada Ivy yang ekspresi wajahnya tertekuk sedari tadi, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadis itu saat ini. "Nggak ikhlas ya gue ajakin keluar?" tanya Hiro lagi.

Ivy menoleh kaget dan menggeleng. "Hah? Ya enggak lah. Malah seneng gue mah kalau ada yang ngajakin keluar. Emangnya keliatan banget ya?"

"Apanya?"

"Galaunya."

Hiro menilik wajah Ivy dengan menyipitkan matanya, membuat Ivy mendelik. "Gitu amat liatinnya."

"Kalau nggak kelihatan nggak mungkin sih gue notis. Kenapa sih, cantik? Galau mulu deh, gebetan lo lagi?"

Ivy membuang napas pelan dan mencebikkan bibirnya, menoleh pada Hiro. "Gue ngerusak suasana banget, ya? Mood jelek tuh nular, harusnya nggak gue bawa-bawa ke sini."

Hiro tertawa. "Aih, santai aja kali. Kalau mau curhat juga nggak apa-apa, siap menampung, gini-gini gue good listener."

"Gaya lo good listener-good listener," tawa Ivy. "Kaga apa dah, jangan dibahas, nggak asik."

"Asiknya kalau kita jajan aja, nggak sih? Adek gue bilang, mood jelek itu obatnya makanan, jadi ayo kita beli makanan yang enak. Gue yang bayarin, khusus buat moodboster-nya Park Juleha."

Ivy tertawa. "Moodboster ceunah, tiap jalan juga lo bayarin mulu. Bayar sendiri aja nggak apa-apa, gue punya uang ya, lo jangan sembarangan."

"Uangnya tabung aja, buat beli gummy bear yang banyak," ujar Hiro membuat Ivy tersenyum, bahkan snack favoritnya pun pemuda itu tahu.

"Tapi memastikan aja nih, ntar kalau kita nggak deket lagi, lo bakal nagih ongkos-ongkos yang lo pake buat bayarin gue, nggak?"

Hiro kaget. "Allahuma, otak jahatnya siapa yang mikir begitu? Emang ada cowok nagih uang yang udah dia keluarin buat ceweknya? Lagian kita mah bakal deket terus, 'kan sehati."

"Ada. Banyak keleus, tapi gue belum pernah ketemu. Kalau lo begitu, siap-siap aja sih gue viralin di facebook. Eh btw apa lo bilang tadi? 'Ceweknya'?" Ivy tersenyum setan, menaik-turunkan alisnya menggoda Hiro, membuat Hiro salah tingkah.

"—maksud gue tuh, enaknya bilang ya, ceweknya gitu. Aslian deh, kalau nanti gue kayak begitu, foto aja ktp gue, daftarin ke pinjol, ikhlas."

Ivy tertawa. "Bener, ya? Awas aja lo, gue pegang omongan lo nih."

"Nggak sekalian di screenshot?"

"Nggak usah, udah direkam sama Malaikat."

Hiro tertawa pelan. "Ya udah, sekarang kita cabut cari makan. Mau McDonald? KFC? Lawson? Pizza Hut? Burger King?"

"Cireng aja gimana?" usul Ivy, melenceng jauh dari apa yang ditawarkan oleh Hiro.

Hiro melongo sebentar, sebelum akhirnya menyuarakan tawa. "Yakin? Apa mau Sushi Tei? Tong Tji?"

Ivy menggeleng. "Jangan bawa gue ke tempat hedon, malu-maluin, ntar disangka gembel. Mending jajan cireng sama seblak aja hayuk."

Hiro tersenyum, memang agak lain Ivy ini, tapi pada akhirnya ia tidak memaksa, memilih untuk menuruti ajakan gadis itu. "Ya udah deh hayuk."

Dan akhirnya mereka berdua betulan mencari seblak dan cireng, tambah minuman juga, takut nanti keselak kalau nggak ada minumnya, setelah mendapat apa yang hendak dibeli, mereka kembali ke tempat sebelumnya, memakan jajan mereka di sana.

"Lo doyan seblak juga ternyata? Kirain enggak."

"Gue mah apa aja masuk, asal bukan batu sama kayu."

Ivy tersenyum, menikmati seblaknya yang masih hangat, sangat tepat dimakan di tempat terbuka seperti ini apalagi udaranya lumayan dingin. Ivy berterimakasih pada Hiro, mungkin jika pemuda itu tidak mengajaknya keluar tadi, Ivy sedang galau gundah gulana di kamarnya saat ini.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang