"Cara caper sama mas crush?"
Ivy menoleh kilat ketika mendengar suara seseorang yang mengeja ketikannya di papan search Google.
Mendapati Celine yang memasang tampang, "B*tch, seriously???"
"Ppfftt." Tawa tertahan Clara terdengar menyusul, ketika gadis itu mendengar ejaan Celine dari apa yang tengah dicari Ivy di Google.
"Dih, ngapain lo berdua?" sewot Ivy, buru-buru membalik ponselnya.
Celine dan Clara sama-sama mengambil tempat duduk.
"Orang mau ulangan itu search materi, bukan search cara caper ke crush, are you dumb or something?" tanya Celine sarkas.
Ivy sih tidak peduli, jadi dia hanya mencibir, "Nyenyenye." Lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Tau nggak, Vy? Gue udah cukup sabar liatin lo selama ini, dan sekarang gue bener-bener udah muak. Lo mending berhenti sebelum gue betot kepala lo," ujar Celine serius, membuat Ivy menggerakkan bola matanya ke atas, melirik presensi sahabatnya, tapi ia tidak menyahut.
"C'mon, Vy, lo sendiri yang bilang kalau banyak yang ngantri sama lo, but why are you so stupid dengan terus-terusan harapin orang yang nggak jelas?" ujar Celine lagi, lantas Clara pun juga ikut menimpali.
"Yash, louder Cel. Mending lo tinggalin aja deh tuh Elkano, cari cowok ganteng yang lain, mau gue bantu cari? Ikan di laut masih banyak, shay, jangan harapin megalodon yang nggak bisa ditangkep," timpalnya.
Ivy mendengkus dan merotasi bola matanya. Pada akhirnya, ia juga angkat bicara. "Pura-pura nggak liat aja deh lo berdua. Mau lo kasih yang ganteng spek Kim Taehyung juga kalau gue sukanya itu ya udah itu. Suka nggak sebatas fisik doang, kalau cuma karena fisik tuh kembarannya yang mirip ketiplek udah gue pacarin dari orok!"
"Masalahnya, ini sesuatu yang kalau gue jelasin, lo berdua nggak akan paham," sewot Ivy, berdecak pelan.
Celine mengangguk. "Iya jelas kita nggak paham, karena orang bucin emang segoblok itu."
Ivy kembali merotasi bola matanya. "Terserah deh lo mau ngatain gue goblok, dongo, tolol, bego, gue nggak peduli."
"Daripada batu lo lebih mirip anti peluru tau nggak?" Celine kelewat gemas.
Entah sudah berapa kali ia mengingatkan, tapi respons Ivy selalu saja sama. Ia tidak melarang sahabatnya itu untuk mengejar seseorang yang ia suka, tapi jika sudah sampai sejauh ini dan terus makan hati, mana bisa dia diam saja dengan pura-pura tidak melihat seperti yang Ivy katakan.
"Lo kena pelet deh, Vy, kayaknya!" cetus Clara. "Nggak mungkin orang suka sampe segininya."
Celine mengembuskan napas pelan. "Ivy, lemme ask something, it is love or just your fucking obsession?" tanyanya telak, yang pada detik itu langsung membuat napas Ivy tersendat.
***
Biasanya, setiap kali dinasihatin sama teman-temannya perkara Elkano, Ivy selalu tidak peduli dan tidak mau memikirkannya, tapi entah kenapa ucapan Celine beberapa saat lalu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya.
It is love or just your f*cking obsession?
Karena hal itu pun Ivy jadi tidak berminat untuk menikmati waktu istirahatnya, bahkan untuk mencari keberadaan Elkano seperti biasa pun Ivy juga tidak tertarik. Kini yang ia lakukan hanya memainkan bolpoin sambil menyangga dagu di meja bangku tempatnya duduk.
Ketika ulangan seperti ini, ia tidak menempati kelasnya sendiri, tidak pula duduk bersama teman kelasnya, tetapi dicampur dengan adik kelas. Suasana kelas istirahat ini pun juga cukup berisik karena obrolan-obrolan adik kelas perempuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Подростковая литератураCOMPLETED. [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] SEQUEL IT CALLED LOVE - SPIN OF ELVANO ──────────────── Kata orang, Elkano itu cuek, saking cueknya kalau ada orang tenggelam yang minta tolong, bukannya nolongin, dia cuma diam sambil nonton. Padahal nyatanya...