02 - Tragedi Kaleng Kosong

2.1K 216 8
                                    

ada yang kaget nggak cover sama judulnya ganti? engga? ya uda deh, hehe :D

enjoy n happy reading 🌻!

***

"El, jadwal piket barunya gue taruh meja deket printer, yang gue beratin pake botol tinta biar nggak terbang, gue masuk kelas dulu ya, buru-buru banget nih, habis ini ada ulangan, gue belum belajar." Gadis berkuncir kuda itu berbicara kilat pada Elkano sembari menunjuk meja printer.

Menatap lawan bicaranya, Elkano mengangguk singkat. "Makasih," ujarnya.

Tanpa membalas, gadis yang memegang jabatan sebagai sekretaris OSIS itu berlalu pergi dengan langkah terburu-buru, sedang Elkano berbalik, mengayunkan langkah, mendekati meja printer untuk mengambil lembar jadwal piket harian OSIS yang baru.

Elkano memang menerapkan pergantian jadwal piket OSIS setiap satu minggu sekali, awalnya ia ingin membuat setiap dua minggu sekali, namun karena banyak yang usul setiap satu minggu saja, akhirnya Elkano memilih untuk setuju pada usul itu. Niatnya membuat dua minggu itu 'kan supaya tidak memberatkan kerja sekretaris, jika dalam kondisi senggang seperti ini memang biasa, tapi 'kan tidak ada yang tahu kesibukan mereka ke depan untuk macam-macam program kerja akan seperti apa.

Namun karena Tiara yang menjadi sekretaris sendiri tidak keberatan, Elkano akhirnya setuju-setuju saja. Usul dalam forum itu sangat penting bukan? Dan Elkano sendiri juga menghargai saran dari setiap anggotanya.

Ketika sedang membaca nama-nama yang tertera pada lembaran jadwal itu, atensi Elkano beralih lantaran mendengar derap langkah kaki yang masuk ke dalam ruangan, begitu menoleh, ia mendapati dua orang temannya dari Sie Budi Pekerti yang ia panggil untuk kemari.

"Kenapa, Pak Boss? Ada perintah baru dari atasan nggak?" tanya salah satu dari dua orang itu.

Elkano mengangguk. "Pak Irham minta bantuan buat razia besok, karena kalian berdua CO sie buker, gue minta tolong sama kalian, nanti bakal dibantu juga sama mantan sie buker kelas dua belas."

"Eeezzz, demen banget nih gue kalau begini," sahut Rizky, si paling senang kalau ada acara razia seperti ini.

"Siap. Ada tambahan lagi, nggak?" tanya Farez.

Elkano menggeleng. "Langsung koordinasi sama anggota kalian nanti, kalau ada info lain dari Pak Irham nanti gue share di chat."

"Oke. Btw ... itu apaan? Jadwal piket yang baru?" tanya Farez, melihat lembaran kertas yang dipegang oleh Elkano.

Menatap jadwal piket baru yang masih ada ditangannya, Elkano mengangguk.

"Baru juga hari Rabu, udah ada jadwal piket baru aja. Mau lihat dong, Pak Boss," ujar Rizky, mengambil lembaran kertas yang diulurkan oleh Elkano.

"Oh ya, tambahan, karena yang keliling nanti nggak cuma satu-dua orang, kalian bawa minimal satu gunting rambut sama gunting kuku," imbuh Elkano.

"Siap."

"Gampang itu mah. Kalau nggak ada tambahan lagi, gue keluar dulu ya? Laper, mo ngantin," ujar Rizky, meletakkan lembar jadwal piket itu ke atas meja yang berada di belakang Elkano berdiri.

Lalu kedua pemuda itu berlalu pergi, meninggalkan Elkano yang masih di dalam ruang OSIS. Mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, Elkano berbalik untuk memotret lembar jadwal piket baru itu, lantas menyimpannya di laci meja, dan menutup kembali pintu ruang OSIS, ikut berlalu keluar.

Namun ketika langkahnya mengayun hendak menuju koperasi untuk membeli sesuatu, pandangannya tak sengaja menangkap sosok gadis yang tengah bersandar di samping pintu koperasi yang sedang ramai, tengah memainkan ponsel sambil bersidekap dan menyilangkan kaki.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang