Ivy tak mengira jika suasana hatinya yang jelek hari ini akan berakhir meledak ketika ia melihat unggahan terbaru lambe turah Lentera Bangsa yang mengatakan sesuatu tidak-tidak tentang Clara.
Terlebih, isi kolom komennya dipenuhi orang-orang yang tak suka dengan Clara, mengatakan jika gadis itu memanfaatkan kecantikan dan popularitasnya lah, pakaian yang dipakai selalu kurang bahan dan ketat lah, dan segala kalimat tak enak dibaca lainnya.
Entah bagaimana berita itu bisa sampai ada yang tahu, padahal baik dari Ivy maupun Celine tak ada yang menyinggungnya.
Begitu melihat postingan yang diunggah beberapa jam lalu itu, tanpa basa-basi Ivy langsung mengambil tindakan. Dia tahu siapa yang memegang akun gosip di instagram itu.
"Vy, lo mau ke mana? Jangan gegabah!" seru Celine, mengejar Ivy yang sudah beranjak pergi dari kelas.
Dengan kemeja yang tak dipasangi jas, rambut yang digelung dan dikucir longgar, gadis itu berjalan melewati koridor bersama langkahnya yang tak santai, sorot matanya menandakan jika ia benar-benar marah.
Tau 'kan rasanya jika sedang badmood lalu tiba-tiba disenggol? Ya meledak beneran.
"Mana Tasya?!" teriak Ivy begitu ia sampai di kelas si pelaku di balik postingan instagram gosip tersebut.
Si empu yang namanya dipanggil tak santai pun menoleh dengan raut wajah yang membuat Ivy ingin segera menamparnya.
"Kenapa? Dateng-dateng teriak, sopan dikit dong," ujar gadis bernama Tasya itu.
"Lo 'kan yang posting ini?" Ivy menunjukkan layar ponselnya.
Tasya menaikkan kedua alisnya dan tersenyum. "Oh itu, kenapa?"
Ivy membuang muka dan berdecih. "Take down, nggak?!" ancamnya, menatap Tasya tajam.
"Ih, buat apa? Orang-orang pada suka kok, lagian itu bukan berita tentang lo, jadi santai aja keleus," ujar Tasya dengan gaya centilnya, sambil memainkan nail art kukunya.
"Pala bapak lo tuh yang suka! Lo jangan sembarangan bikin berita nggak bener. Take down, nggak?!"
"Ih emang bener. Tanya aja sama mereka-mereka. Kenapa sih lo buang-buang tenaga buat belain Clara? Udahlah, gue tau kok lo temenan sama Clara cuma buat numpang tenar doang 'kan? Secara dia seleb—"
Plak!
Tak dapat ditahan, tangan Ivy benar-benar melayangkan tamparan, sampai membuat Tasya yang ditampar memalingkan muka. Mereka yang ada di sana pun juga ikut terkejut.
Kelas yang tadinya sepi itu jadi ramai berdesak-desakkan siswa-siswi yang ingin menonton. Masalahnya ini Ivy cuy, cowok yang lawan dia aja berani ngaku K.O, apalagi cewek.
"Mulut lo kayak sampah kesiram air hujan tau nggak? Sama-sama bau. Lo berani ngatain Clara begitu karena lo nggak bisa cari celah jelek dari dia, kan?"
"Lo tuh iri, penyakit hati jangan dipelihara, minimal kalau nggak cantik, hati lo baik. Eh ini muka kayak petasan jangwe, hatinya juga busuk," ujar Ivy, membuat Tasya emosi.
"Widihhh, si paling savage." Surakan dari para siswa yang menonton membuat keadaan semakin dramatis.
"Lo jangan sembarangan, ya! Mending gue daripada lo murahan. Emang lo nggak malu, ngejar-ngejar Elkano terus? Udah tau Elkano nggak suka, masih juga dideketin. Miris banget, apa seenggak laku itu lo sampai ngemis-ngemis cinta ke Elkano?" Tasya balas mencaci, membawa-bawa topik lain. Gadis itu tertawa remeh dengan menahan sakit di pipinya akibat tamparan Ivy.
Ivy yang mendengar itu pun hanya tertawa tanpa suara. "Kalau mau ngoceh, lain kali sikat gigi ya? Napas lo bau sampah," balas Ivy. "Gue peringatin sekali lagi, take down postingan tadi, kalau lo masih mau selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Ficção AdolescenteCOMPLETED. [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] SEQUEL IT CALLED LOVE - SPIN OF ELVANO ──────────────── Kata orang, Elkano itu cuek, saking cueknya kalau ada orang tenggelam yang minta tolong, bukannya nolongin, dia cuma diam sambil nonton. Padahal nyatanya...