13. Lari Pagi.

323 40 1
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


HAPPY READING!

___

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
___

Berprasangka baiklah kepada Allah. Di dalam rencana Allah yang tersembunyi kita tidak tahu apa di baliknya. Berapa banyak nikmat Allah yang Allah sembunyikan di balik sebuah musibah.

-Habib Jindan Bin Novel-

-----

Meski sangat malas untuk menemani Daniyal lari pagi, Alvaro berjalan dengan langkah gontai setelah keluar dari lift menuju lantai bawah. Ia sudah siap dengan celana traning berwarna hitam, kaos polos berwarna putih dan juga topi berwarna hitam yang sengaja ia pakai dengan terbalik.

Alvaro sudah sarapan tadi, Bi Asri yang mengantar makanannya ke kamar, karna Alvaro yang memintanya.

"Bang Al, ayooo!" Seru Daniyal saat melihat Alvaro sudah datang, ia sedang duduk di sofa bersama Shaila dan juga Davin.

"Kalo bukan karna gue takut di marahin Mama sama Papa, gue kagak bakalan mau nurutin nih bocil satu!" Batin Alvaro menggerutu.

Alvaro menghampiri mereka, Daniyal dengan cepat langsung turun dari sofa di bantu Shaila karna takut anak itu jatuh.

"Tante, Om, Iyal pelgi dulu ya cama Bang Al." Ucap Daniyal mencium tangan Shaila dan Davin bergantian.

"Iya, hati-hati ya." Balas Shaila mencubit pipi gembul Daniyal.

"Oke, Tante." Daniyal tersenyum lebar dengan wajah yang sangat gembira.

"Al, jagain Daniyal nya, jangan sampe kenapa-napa." Celetuk Davin pada putranya.

Alvaro menatap sengit Daniyal, kenapa ia jadi berasa mempunyai adik saja? Dan Mama, papa nya sekejap melupakan dirinya yang ganteng nan kalem ini hanya karna kehadiran bocah kecil yang menyebalkan ini.

"Al, kamu denger nggak?" Tanya Shaila saat melihat Alvaro menatap sengit Daniyal dengan wajah polosnya yang tidak tahu apa-apa.

Alvaro menghembuskan nafas pelan, lalu ia mengangguk. "Iya Ma, kalo gitu Al pamit dulu." Ujar Alvaro mencium tangan Mama dan Papa nya bergantian.

ALZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang