ASSALAMU'ALLAIKUM
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
•
•
•
HAPPY READING!___
Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.
Jangan lupa sholawat ^^
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
___
“Hamba yang paling dicinta Allah adalah yang paling bermanfaat untuk hamba-hambaNya. Kalau belum mampu seperti itu, paling tidak jangan sampai merugikan orang lain.”
-Ustadzah Nabila Assegaf-
-----
"ZAN, BURUAN WOY!" Teriak Alvaro pada Faizan yang sedang membeli cilok.
Mereka masih berada di desa tempat peternakan dan kebun Papa Faizan.
"BENTAR AL, LAGI DI PAKEIN SAMBEL SAMA KECAP NIH CILOK NYA!" Sahut Faizan berteriak.
Selesai Faizan membeli cilok, ia berlari menghampiri mobil Alvaro, lalu ia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kemudi.
"Lama banget sih lo," Cibir Alvaro kesal.
"Sabar kek lo Al, gue kan pengen jajan cilok." Ucap Faizan sembari ia mengambil cilok nya dengan tusuk dan memasukkannya ke dalam mulut.
Alvaro melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah tempat khusus untuk balapan mobil. Tempat balapan itu di beli oleh Papa nya--- Davin sebagai hadiah ulang tahun Alvaro yang ke 17 tahun. Tadi pagi pun, Alvaro mengajak Ghazzal untuk balapan, sedangkan Akhtar dan Faizan katanya tidak mau ikutan dan berakhir hanya menjadi penonton.
Sampai di tempat khusus balapan mobil, Alvaro turun dari mobil nya untuk mengganti pakaian nya. Di sana, ada Ghazzal yang sudah berganti pakaian sedang duduk di bangku bersama Akhtar.
"Lama banget lo berdua." Ucap Ghazzal memandang kedua sahabat nya dengan raut wajah datar.
"Hooh, udah kek mau jamuran aja nunggu lo berdua." Timpal Akhtar.
"Gue juga nunggu nya lama Zal, tuh liat si Faizan jajan cilok dulu," Sahut Alvaro, ia berjalan meninggalkan mereka menuju ruangan untuk berganti pakaian.
"Jajan mulu lo, Zan." Sindir Akhtar.
Faizan menoleh. "Apaan? Terserah gue lah, inget kata gue, NGACA!" Sewot Faizan membuat Akhtar mengusap dada nya sabar.
Akhtar menyengir kuda. "Nyobain dong, Zan," Ucap Akhtar sambil mendekat pada Faizan.
"Lo kalo mau, nggak usah ngajak ribut. Minta juga kan lo," Sinis Faizan membuat Akhtar cengengesan. Lalu, ia menyodorkan plastik cilok nya pada Akhtar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZA [END]
General Fiction"Gimana rasanya mencintai seorang perempuan yang paham agama? Sedangkan gue sendiri sangat jauh dari agama." . . . [BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA] Mohon maaf jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau alur cerita karna KETIDAKSENGAJAAN ataupun hal yan...