16. Susu Dancow Bocil.

329 38 0
                                    

ASSALAMU'ALLAIKUM.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ



HAPPY READING!
_

__


Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin.

Jangan lupa sholawat ^^

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

___

" Allah tidak menciptakan sesuatu yang lebih kuat melebihi do'a. Dia telah menjadikan do'a lebih kuat daripada takdir-Nya. "

- Maulana Jalaludin Rumi -

|Kalo lupa, baca dulu bab sebelumnya|

-----

"Assalamu'allaikum Ustadz, mohon maaf ini anak saya ingin bertanya pada Ustadz, saya pamit duluan, assalamu'allaikum." Shaila buru-buru melenggang pergi meninggalkan Alvaro bersama Ustadz Husen.

Ustadz Husen mengangguk. "Wa'alaikumsallam, baik, Nyonya Shaila..." Jawab Ustadz Husen.

Alvaro pasrah saat Mama nya malah melenggang pergi meninggalkan dirinya.

"Punya nyokap gini amat, ninggalin anaknya sendirian." Batin Alvaro.

Ustadz Husen berdehem pelan. "Ehem, kamu Alvaro ya? Anak nya Tuan Davin dan Nyonya Shaila?" Tanya Ustadz Husen.

Alvaro menoleh pada Ustadz Husen, lalu ia mengangguk, ia bingung kenapa Ustadz ini mengenal dirinya? Padahal Alvaro tidak mengenalinya.

Hei, kamu nggak tau kamu siapa, Al?

"Kok Ustadz tau nama saya?" Tanya Alvaro dengan wajah kepo nya.

"Memangnya siapa yang tidak tahu kamu? Mungkin ada beberapa. Tapi, saya tau." Jawab Ustadz Husen seraya tertawa pelan.

Alvaro menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung ingin memulai dari mana bertanyanya.

Ustadz Husen menepuk pelan bahu Alvaro. "Ada yang ingin di tanyakan? Silakan, insyaaAllah saya akan menjawabnya." Ucapnya.

"Ustadz, apa maksud perbedaan cinta sama nafsu?" Tanya Alvaro dengan raut wajah siap siaga mendengar penjelasan dari Ustadz Husen.

"Mungkin maksud kamu, apa perbedaan antara cinta yang tulus dan cinta karena nafsu?" Tanya Ustadz Husen memastikan.

Alvaro mengangguk, seraya menjentikkan jarinya. "Nah iya itu maksud saya, Ustadz."

"Cara membedakan cinta kamu itu benar-benar sebuah cinta tulus atau hanya nafsu semata adalah, apakah dengan mencintainya kamu dapat membuatnya semakin baik, atau malah menjerumuskannya ke dalam dosa."

ALZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang