12 hari kemudian.
"Ayo, diputar lebih cepat!" perintah Katirah dengan terus menyemangati Jatayu.
Sepeda baru yang dibawa Wangsit menjadi teman bermain dan lihatlah, senyum yang nyaris terus mengembang terpasang di wajah Jatayu yang rupawan.
"Jangan jauh-jauh, Le!" Katirah mengingatkan Jatayu untuk tak meninggalkan halaman.
"Ya, Mak!" teriak Jatayu.
****
"Kopinya, Kang." Katirah meletakkan cangkir blirik sedang di atas meja kamar.
"Deleh pawon gak opo-opo. Kutah ko neng kono." (Taruh dapur tidak apa-apa. Tumpah nanti di situ). Wangsit tanpa menoleh Katirah. Tangannya terus menghitung jumlah uang dari penjualan arang.
Ingin rasanya bagi Katirah untuk menceritakan tentang kelakuan Pak Porno yang dianggap kurang ajar tempo hari, tetapi itu urung.
"Lungguh," (Duduk), pinta Wangsit. Bibir berhias kumis hitam nan lebat itu mengembang.
"Iso sugeh dewe nek ngene terus. Ha ha ha." (Bisa kaya kita kalau begini terus. Ha ha ha). Wangsit tertawa seraya menunjukkan tumpukan uang.
"Alhamdulillah, Kang."
Wangsit bangkit. Dirogoh saku celana. Sebuah dompet kecil berwarna hitam tampak dalam genggaman kini.
"Meremo," (Pejamkan matamu), pinta Wangsit.
Katirah mengikuti kata Wangsit. Dia pejamkan mata kuat-kuat.
Dua embusan napas kemudian. "Buka."
Katirah tak bisa menyembunyikan wajah bahagia di balik kerudungnya saat Wangsit menunjukkan sebuah kalung emas.
"Tak tukokno iki. Itung-iitung roso maturnuwunku kanggo bojo seng wes ndunggakno awakku." (Saya belikan ini. Hitung-hitung rasa terima kasihku buat istri yang sudah mendoakan aku). Wangsit lalu selangkah maju dan memasangkan kalung ke leher Katirah.
"Terima kasih, Kang," ucap Katirah.
"Dungakno terus usahane dewe lancar. Ben iso nyelengi, nggo masa depan awakmu kambek Jatayu." (Doakan terus usaha kita lancar. Biar bisa menyimpan untuk masa depanmu dan Jatayu).
"Amin. Insya Allah, Kang."
"Jangan opo? Ngeleh wetengku. Kate mandek neng rumah makan jane mau." (Sayur apa? Lapar perutku. Mau berhenti di rumah makan tadi sebenarnya).
"Terus? Kenapa tidak jadi."
"Lha tak pikir mesakno awakmu mbek Tayu. Gak kolu!" (Aku pikir kasihan dengan kamu dan Tayu. Tidak tega!).
"Wes tatakno! Awakku kate mangan." (Sudah siapkan sana! Aku mau makan).
Belum lagi Katirah melangkah keluar kamar. "Kulonuwun!" (Permisi!).
Katirah hafal suara itu.
"Kulonuwun!" (Permisi!). Suara di depan pintu terdengar berulang.
"Kang, itu Pak Porno," ucap Katirah lirih.
Bergegas Katirah masuk ke dapur setelah meminta Wangsit untuk menemui Pak Porno.
"Monggo," (Silakan), jawab Wangsit bergegas keluar.
"Aku dengar tadi kamu sudah pulang, Sit."
"Iyo, Kang. Nembe ae." (Iya, Kang. Baru saja).
"Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗚𝗔𝗪𝗨𝗟𝗢
Romance𝗗𝗔𝗙𝗧𝗔𝗥 𝗣𝗘𝗡𝗗𝗘𝗞 𝗪𝗔𝗧𝗧𝗬𝗦 𝟮𝟬𝟮𝟯 𝗦𝗣𝗢𝗧𝗟𝗜𝗚𝗛𝗧 𝗥𝗢𝗠𝗔𝗡𝗖𝗘 𝗢𝗙 𝗠𝗔𝗥𝗖𝗛 𝟮𝟬𝟮𝟰 Satu alasan yang Katirah dengar bahwa pernikahan itu tak lain adalah buah dari perbuatan Inyik yang telah dianggap mempermalukan keluarga Gibr...