(3) Sisi Kelam

943 26 2
                                    

Happy reading
Jangan lupa Vote dan komennya ya.!

***

Devon menatap tenang setiap kali Vanessa yang menatapnya tajam atau apapun itu. Untuk apa dia berontak, nyatanya Vanessa sudah menurunkan perintahnya dan vanessa menang selama Lyan berada di belakang Vanessa.

Vanessa menang.

Pengawalnya di ganti, dan dia tidak bisa mencegahnya. Semarah apapun dirinya nyatanya Lyan dan Candra masih memegang kendali atasnya.
Seperti dulu, seperti saat itu. Saat-saat yang masih sangat dia ingat, membuatnya semakin membenci kehadiran Davit diantara mereka. Saat dimana hatinya seolah mati rasa setiap kali menerima rasa sakit yang sama yang terus dia rasakan dulu.
Saat itu, saat yang benar-benar memuakkan.

Flashback

Devon kecil terus mencoba melepaskan dirinya, mencoba menghindari setiap amukan pria di depannya. Dengan kaki terluka juga bercak darah di bajunya, membuatnya terlihat begitu menyedihkan.

Dan kemana semua orang, kenapa dia ada disini, kenapa dia ditinggalkan sendiri, bukankah dia sudah minta maaf dan pasti akan menjadi anak baik, seharusnya Daddynya tidak menghukumnya, seharusnya Daddynya tidak membiarkannya di rumah sendirian sedangkan semua anggota keluarganya malah pergi liburan.

Bahkan Davit juga di ajak, bukankah dia anak kandung candra lalu kenapa Davit yang lebih di sayang dari pada dirinya.

“Lihat hahaha” dan Kembali suara tawa itu menggema, Devon terus bergerak mundur dengan kaki terluka, mencoba sedikit saja menjaga jarak dari Pria yang tidak di kenalnya.
Mereka tiba-tiba saja datang dan menangkapnya.

Mereka mengancamnya dan membunuh para penjaganya. Ryan juga tidak ada disini, lelaki yang tiga tahun lebih tua darinya itu sedang menjalani masa pelatihan untuk menjadi pengawal pribadinya, dan saat semua ini terjadi dia malah tertangkap dengan mudah.

Kenapa Candra menempatkan para penjaga yang tidak becus disampingnya. Apa candra berencana menyingkirkannya, apa Candra sudah puas hanya dengan Davit saja. Tapi bukannya dia lebih baik dari pada Davit, dia belajar dengan sangat giat. Dia selalu peringkat pertama, dan dia pintar dia bahkan mulai belajar bisnis bahkan selalu menghabiskan masa liburannya di perusahaan membantu Candra, bahkan Lyan juga memujinya. Dia pewaris terbaik untuk menjadi penerus Candra.

Jadi kenapa? Candra malah mengabaikannya dan malah lebih memilih Davit. Apa karena mereka mirip, apa karena banyak orang yang menganggap mereka kembar. Jadi seolah Davit bisa menggantikannya. 

Begitukah?

Akhirnya dia di singkirkan begitu?

“Anak ini benar-benar ditinggalkan hahaha” dan satu orang lagi maju mendekatinya, berjongkok di depannya dan tersenyum licik padanya.

Dia takut?

Tidak, dia tidak takut.

Kalau saja kakinya tidak terluka dan tangannya bebas. Dia pasti akan membunuh mereka.

“Anak ini di tinggalkan haha” ya, dia di tinggalkan.

“Jadi Dia” satu orang lagi mendekat. Dan dua orang lainnya langsung memberi hormat, sepertinya ini pemimpinnya.

Merekam dengan jelas wajah orang yang sekarang menatap angkuh padanya. Nyatanya ia bahkan tidak mengenal mereka.

“Kalian punya demdam pada Daddy ku. Jadi lampiaskan padanya” ucapnya kesal, kenapa harus dirinya, dia bahkan terlalu malas untuk terlibat dalam suasana seperti ini. Lelaki itu dengan cincin besar di jarinya menunduk sampai sejajar dengannya. Menyentuh pipinya pelan dengan senyum menyebalkan yang semakin membuatnya kesal.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang