Happy reading Guys
***
Devon menerawang jauh, mengingat bagaimana untuk pertama kali dia bertemu dengan Feby, gadisnya.
Sejak awal mereka bertemu, Feby memang sudah begitu menarik, membuatnya sedikitpun tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Feby. Feby yang untuk pertama kalinya berhasil membuatnya tidak bisa berkedip bahkan saat pertama kali mereka bertemu.Devon bahkan masih ingat Kilatan netra kelam itu yang begitu dingin tak tersentuh dengan senyum ramah yang begitu bertolak belakang. Terlihat begitu Sama dengannya, mereka bagaikan orang yang sama dalam tubuh yang berbeda.
Satu kenyataan yang membuatnya begitu ingin semakin menipiskan jarak dengan Feby
“Aku terperangkap” Devon menatap tenang tubuh Davit yang tertidur nyaman, sangat nyaman sampai dia tidak melihat sedikitpun kegelisahan disana.
Devon mengulas senyum licik_
“Dan kamu juga harus mengalami hal yang sama” tapi sampai sekarang ia belum bisa mendapatkan Feby Kembali.
Setelan insident itu, setelah ia menyingkirkan satu pengganggu, Febynya menghilang. Tiba-tiba Kembali ke Indonesia tanpa ia tahu dan membuatnya bagaikan orang gila mencari kesana-kemari Feby di paris.
Siapa yang harus ia salahkan, saat feby membencinya sekarang.
Zeko?Bahkan lelaki itu sudah mati, mati ditangannya bahkan di depan mata Feby.
Ah, ia benar-benar Brengsek.
“Hahaha,” Devon tertawa sendu, mengingat kisahnya yang semakin kelabu. “aku benar-benar bertindak sejauh itu ternyata dan itu semuanya demi kamu” tentu saja semua itu hanya untuk feby saja, setelah semua yang terjadi nyatanya mendapatkan Feby Kembali terlalu sulit untuknya.
Ah, dia benar-benar harus melakukan banyak hal sekarang untuk mendapatkan Feby lagi.
***
Pagi yang indahFeby menatap senang pantulan dirinya di cermin yang terlihat begitu luar biasa hari ini. Untuk hari pertama dia masuk sekolah dia harus tampil maksimal. Tapi peralatan orientasi siswa baru yang sekarang melekat di tubuhnya malah membuatnya kesal.
Setelah kompromi panjang dia juga teman-temannya akhirnya mereka memutuskan untuk menghadiri orientasi siswa baru di hari terakhir orientasi di lakukan. Dan sialnya lagi hari ini malah puncaknyaa orientasi dilakukan.
Dengan topi koboy juga celana Panjang juga rok, snekers cantik miliknya sudah melekat indah di kakinya. Benar-benar perpaduan yang tidak menarik sama sekali, beruntungnya ia cantik, paling tidak dengan wajah cantiknya ia tidak akan terlihat bagaikan orang gila sekarang.
“Jadi_” Feby menatap sinis pantulan bayangan Nathan yang tersenyum mengejek dirinya yang akhirnya memutuskan sekolah hari ini. Setelah ia yang dengan percaya diri berucap sombong didepan Nathan
DIA tidak akan kesekolah sampai orientasi selesai.
“JAngan mengejekku!” Nathan terkekeh pelan melihat wajah memberungut kesal adiknya. Seharusnya Feby menikmati ini, tapi sayangnya Feby memang membenci masa-masa orientasi Siswa baru. Dan karena itu juga, Feby lebih memilih tetap dirumah dan sesekali ikut dengannya Latihan saat anak lain yang seumur Feby malah sudah sibuk kesekolah.
“Mau kakak antar?” Feby menggeleng pelan, ia bahkan tidak berminat pergi hari ini, kalau saja bukan karena janji yang sudah ia buat dengan para sahabatnya, tidak mungkin ia akan menggenakan semua ini hari ini.
“kamu gak lupa bukan? Kamu belum punya SIM” ucap Nathan mengingatkan, Feby memiringkan wajahnya dan menatap Nathan tak minat.
“Lalu_” keras kepala. Nathan menghela nafas jengkel melihat wajah menyebalkan Feby yang berlalu begitu saja melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...