38. Terjerat Dan Terjebak

109 5 0
                                    

Happy Reading Guys 🤗🤩🤩

***

Nafasnya tidak tenang, Tidurnya gelisah. Tubuhnya terus ingin ia gerakkan sampai menemukan posisi yang nyaman untuk beberapa saat saja. Ia ingin tidur tanpa perlu merasa takut seperti ini lagi.

Devon membuka perlahan kedua netra gelapnya, kedua netra nya yang selalu menatap tajam kini bahkan terlihat bagaikan tanpa kehidupan.

Semuanya benar-benar terasa hampa baginya.

Ia sendirian.

Tidak ada orang lain dalam kamar ini. Hanya dirinya seorang, hanya dirinya. Yang sejak awal memang hanya dirinya yang ia punya.

Ia kembali di tinggalkan.

Semuanya meninggalkannya.

***

Feby menatap khawatir Davit yang berada di depannya dengan Ryan juga ada disana.

Benar-benar penuh luka.

Feby mendekat. Tangannya terulur menyingkap sedikit rambut Yang menutupi kening Davit.

"Terluka" ucapnya sedih.

Ada luka yang telah di perban oleh Dimas disana. Dan jga luka lain di bagian-bagian tubuh Davit yang lain.

"Bagaimana dengan Tuan?" Ryan yang sejak tadi hanya menatap dalam diam kehadiran Feby, menunggu dengan sabar kekasih tuannya itu menjawab pertanyaan nya.

"Sebenarnya kenapa, kenapa Devon sampai seperti itu" dan akhirnya Feby malah menolak menjawab pertanyaan nya.

Ryan menatap kesal. Haruskah ia beri tahu alasan dibalik kemarahan  Devon. Haruskah Feby tahu bahwa semuanya terjadi karena Tuannya yang cemburu Pada Davit yang pergi menemui Feby.

Haruskah ia beri tahu!

"Jawab!" Feby menatap tajam lelaki yang menjadi orang kepercayaan Devon. Membuat Ryan terdiam saat sadar, Tatapan gadis di depannya ini bahkan hampir sama dengan Tuannya.

Pantas saja Tuannya sampai jatuh cinta pada gadis ini.

"Kau tentu tidak ingin aku membunuh tuanku bukan?" Feby meringis pelan, ucapannya terlalu kejam.ia bahkan dengan bodohnya berjanji tidak akan meninggalkan Devon semalam.

"Maafkan saya Nona" Ryan menunduk sopan, sebelum akhirnya menjawab.

Ia tidak boleh lupa bagaimana Gadis di depannya ini yang bahkan berani menampar Tuannya bahkan saat tuannya belum sadarkan diri setelah menyelematkan Feby dari percobaan pembunuhan beberapa hari lalu.

Feby mengangkat alisnya angkuh. Ia menunggu Kapan Ryan akan berhenti untuk diam.

"Tuan tahu bahwa Tuan Davit berkunjung ke apartemen anda Nona"

"hanya karena Itu" Feby shok. Kedua netra nya melotot tak percaya.

"Wah, dia gila" tangannya bahkan sampai menunjuk kepalanya sendiri. Untuk memperjelas pada Ryan, Devon benar-benar harus secepatnya di bawa ke rumah sakit jiwa.

Lagi pula karena siapa Davit sampai ke apartemennya, semua itu karena Devon.

"Kalau bukan karena Tuanmu yang menolak makan, Davit tidak akan ke tempat ku" kesalnya, Ryan kembali menunduk cepat.

"Maafkan Tuan saya Nona" Feby mendelik kesal. Kenapa juga harus Ryan yang minta maaf

"CK! Menyebalkan. Dan karena Tuanmu itu aku kembali terjebak disini" Feby mendengus kesal. Tubuhnya berbalik cepat meninggalkan Ryan, sebelum suara penuh harap Ryan kembali menghentikan langkahnya.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang