Happy Reading Guys
***
Pagi berganti siang, mendatangkan malam bergantikan Mentari yang akan mengundang fajar. Begitu terus setiap hari yang akan setiap manusia lalui, semua yang berputar, mengikuti poros menungu giliran. Menggantikan tugas, setiap kali sang Mentari datang dan senja juga pasti akan tiba.
Tidak ada yang berubah dari perputaran Bumi. Tapi siapa sangka, kehidupan manusia berubah dengan begitu cepat. Atas dan bawah, kita benar-benar di paksa berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan posisi kita sendiri, semakin menanjak naik keatas atau semakin turun ke bawah. Semuanya tergantung kita.
“Tergantung kita ya” Hendry kembali melempar minuman kaleng di tangannya, membuat benda mati itu kembali berserakan diantara gundukan sampah yang semakin terlihat banyak di sudut apartemennya. Rambutnya acak-acakan, banyak lembaran kertas yang berserakan diatas mimbar diruangan tamu apartemennya. Tubuhnya bahkan terasa kaku, bahkan juga lengket. Semenjak kejadian itu, ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia mandi. Hidupnya langsung berubah tidak menentu, hanya dalam kurun waktu beberapa bulan dan ia dihancurkan.
Hendry melihat pantulan dirinya dalam lemari kaca di depannya, posisinya yang sedang berdiri didepan meja makan apartemannya dengan hanya menggunakan celana pendek dengan tampilan kumal begini malah membuatnya terlihat bagaikan gembel. Ia benar-benar berubah menjadi sosok yang begitu menyedihkan, hanya karena Wanita itu.
Febby Afriandra.
Dan Lelaki itu.
Devon Arbencio Divincy
Yang sialnya malah anggota keluarga Divincy, ia tidak mungkin bermasalah dengan orang yang sejak awal tidak bisa ia tentang. Sebagai pemilik usaha ia juga punya pinjaman kepada pihak bank, dan sialnya ia menggadaikan Villa miliknya juga kepemilikan perusahaannya. Saat ia terlilit hutang seperti ini, Pihak Divincy malah menekannya membuatnya harus melepaskan semuanya bahkan juga perusahaan miliknya yang sekarang sudah berada di bawah kepemilikan Divincy.
“SIal!” Hendry kembali mengacak rambutnya kasar, ia hanya memiliki beberapa aset lagi dan juga sejumlah tabungan yang bahkan tidak akan cukup menopang hidupnya. Apalagi ia harus membayar uang denda kepada pihak AF property. Ia benar-benar jatuh miskin dan semua itu karena mereka. Mereka yang sejak awal memang ingin menghancurkannya.
“Lihat saja, aku tidak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang. kalaupun harus berakhir menyedihkan, aku tidak akan berakhir sendirian” ia akan membawa mereka ikut serta, kalaupun harus hancur ia tidak akan hancur sendirian.
Sudah terlanjur jatuh, kalaupun kehilangan lebih dari ini ia tidak akan rugi. Ia bisa bangkit lagi, setelah menghancurkan mereka.
Senyum licik menghiasi wajahnya, menciptakan dendam yang selama ini belum pernah ada. Hati yang sejak awal sudah ternoda kini semakin pekat. Semakin hitam menjerumuskan setiap sisi baiknya menelan paksa, menyisakan pekatnya dendam yang harus dibalaskan.
Ia sudah terlanjur jadi orang jahat.***
Kilatan takdir yang menyadarkannya akan hari yang semakin senja, akan hati yang semakin menggolora akan rasa akan luka yang tidak bisa dia obati, tidak bisa ia hilangkan lagi.
Akan cinta yang sudah ternoda, menghancurkan ekspektasi yang sejak awal sudah terbentuk indah menggoda jiwanya, menarik hatinya sebelum akhirnya menghancurkan paksa bagaikan ia tidak berharga.
Seharusnya ia tidak pernah disakiti, seharusnya ia tidak pernah membiarkan hatinya terlena.
Seharusnya ia lebih kuat lagi, bagaimana mungkin semudah itu ia jatuh. Bankan saat ia yakin, ia lah wanita terhebat di dunia ini, wanita yang paling mengandalkan logika sebelum perasaannya, namun nyatanya ia malah dihantam keras oleh realita akan rasa yang ternyata mampu menggodanya, membuatnya lupa akan logikanya dan malah mengedepankan hatinya. Dan akhirnya ia malah terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...