(36). Benang berdarah

83 4 0
                                    


Follow Dulu Guys!

And

Happy Reading 🤗.

Btw

Aku salah Upload kemaren. Seharusnya ini Chapter 36, dan yang aku Upload kemaren itu Chapter 37. 😁🤦

Semoga kalian masih ngerti dengan alurnya.

So

Happy Reading Guys 👏👋

***

Feby menatap panik, Davit yang masih sadarkan diri dengan luka yang begitu parah. Tusukan dimana-mana dan yang paling parah di punggung Davit, Devon mmberikan tiga tususan dengan posisi yang berbeda disana, juga bagian lengan dan paha juga bahu Davit terdapat tusukan yang sama, juga luka sayatan yang terlihat dalam di kaki, lengan bahkan pinggang Davit  juga satu di dada Davit. beberapa bagian tubuh Davit juga memiliki memar yang sangat parah. Dari wajah sampai dada Davit, terdapat lebam yang sangat mengerikan.

Bahkan tangan Davit.

Feby menutup mulutnya tak percaya melihat kegilaan Devon. Bagaimana mungkin Devon bisa melukai Davit separah ini. Padahal Davit yang sudah merawat Devon saat Devon terluka, dan saat Devon sembuh Devon malah melukai Davit.

“Devon terluka” Davit bergumam lirih, disela-sela kesadarannya yang semakin sulit ia pertahankan.  Feby menatap Davit tak paham, sudah jelas Devon baik-baik saja dan yang terluka disini adalah Davit bukan Devon.

“Aku tahu” Dimas menjawab tenang. Ia masih menjahit beberapa bagian luka Davit yang cukup parah, ia juga sudah membersihkan darah dari tubuh Davit juga sudah mengobati beberapa luka lainnya.

Tapi bagian dada Davit?

Dimas mencoba menekan pelan. Dan Davit yang sudah tertidur karena pengaruh obat yang dia berikan tersentah kaget dalam tidurnya. Ini luka dalam.

“Dia harus menjalani pemeriksaan yang menyeluruh” Dimas memijit keningnya pening. Kali ini luka yang Devon berikan benar-benar sangat parah, bahkan lebih parah dari luka yang Devon berikan saat Devon menabrak Davit. Ia khawatir Davit mengalami luka dalam yang  parah karena ulah Devon.

“Lelaki itu gila” Feby berucap marah, Dimas mengalihkan tatapannya menatap Febby dalam diam. Feby benar-benar tidak tahu banyak hal ternyata. Davit memang terluka, tapi Devon?

Bahkan keadaannya yang sekarang dapat ia pastikan tidak baik-baik saja, Devon kembali mengingat saat-saat itu. Saat-saat yang seharusnya tidak Devon ingat lagi, padahal Devon yang menolak untuk menghapus semua ingatan tentang hari itu, Tapi ternyata ingatan itu juga yang akhirnya menyiksa Devon selama ini.

Sudah ia katakan, pilihan Devon salah. Seharusnya Devon membiarkan saja saat semua ingatan buruk itu ingin Candra hilangkan dengan bantuan hipnotis. Sayangnya yang Devon inginkan adalah menyiksa Candra dengan membuat Candra selalu ingat, bahwa semua luka yang Devon alami semua itu karena Candra.

Karena Candra lebih memilih Davit daripada Devon.

“Dia juga terluka Feby”  Dimas menghela nafas lelah dan Feby langsung menggeleng cepat, tangannya menunjuk Davit berang.

Dimas benar-benar tidak bisa melihat siapa yang terluka disini padahal sudah jelas itu Davit.

Bukankah Dimas itu seorang dokter, lalu kenapa Dimas tidak bisa melihat semua ini?.

“Kau buta!, jelas Davit yang terluka disini bukan Devon” Dimas menggeleng pelan, ia membereskan peralatannya.  Dan bangun dari duduknya, kedua tangannya menyentuh bahu Feby pelan dengan kedua netranya menatap Feby dalam.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang