Happy Reading Guys 👏👏
***
Devon tersenyum manis, mereka benar-benar seperti sedang main petak umpet saja.
Saling bersembunyi saat nyatanya hati begitu ingin menemui.
Menghela nafas pelan_
Matanya menatap tenang hamparan taman yang masih bisa ia lihat dari pintu pagar yang sedang di tutup. ia sudah tiba disini, di kediaman gadisnya untuk kesekian kali. Dan pasti akan berlanjut lagi, dia akan sering kemari mengawasi Feby kapanpun ia mau.
Tentu saja, Feby tidak boleh secepat itu tahu ia yang terlalu sering mengikuti Feby sekarang dan menempatkan satu mata-mata di sekitar gadisnya. Hanya untuk memastikan Feby tidak akan pernah lepas dari tangannya lagi.
Tidak akan pernah.
"Ya, sampai saatnya nanti. Sampai aku bisa mendapatkan kamu Kembali, sampai saat itu aku benar-benar akan bermain dengan baik. Karena kamu terlalu keras kepala sayang" Dia masih ingat bagaimana Feby yang berhasil menutup akses sampai dia tidak tahu Feby sudah Kembali ke Indonesia. Gadisnya terlalu pintar bersembunyi darinya. Kalau Dia biarkan bisa saja Feby memanfaatkan kelebihan itu untuk kabur darinya lagi.
Devon tidak boleh membiarkan itu terjadi.
"Jadi, bagaimana caranya aku bisa lebih dekat dengan kamu sayang" apa Dia harus menggunakan cara licik lainnya untuk menarik Feby secara paksa.
Apa Dia harus?
Tapi apa_
Mengancam Feby lagi, hanya akan membuatnya kehilangan gadis itu. Jadi_
Apa yang harus Dia lakukan.
Devon menerawang jauh, segila apapun Dia tetap saja dia tidak boleh bertindak tanpa berpikir apalagi sekarang Dia dalam penjagaan kedua orang tuanya, sedikit saja Dia melakukan kesalahan maka selamanya Lyan akan mengawasinya dan Chandra pasti akan menyetujui itu.
Karena Divincy harus sempurna dan jelas Devon sadar akan semua itu. Karena Dia sempurna dan semuanya harus berjalan sesuai keinginannya.
Tapi sayangnya kuasa Candra dan Lyan belum bisa Dia tentang sekarang.
Karena itu secepatnya Dia harus di nobatkan sebagai pewaris Divincy selanjutnya. Dengan begitu posisinya akan semakin kuat. Dan Davit, Ck! Lelaki itu bukan Divincy.
Drrrr Drrr
"Sial!" Devon menggeram jengkel, melihat siapa yang baru saja mengirimkan pesan untuknya.
Alcio.
Salah satu sahabatnya itu benar-benar menyusahkan. Menjadi bagian dari keluarga Corner dan menjalin hubungan dengan Evelyn Putri William, posisi Al benar-benar kuat. Tapi sayangnya sekarang posisi lelaki itu sedang goyah dengan kepergian Evelyn keluar negeri dan hubungan mereka di ambang batas kehancuran. Apa sebaiknya dia juga ikut menghancurkan lelaki itu. Mendapatkan satu musuh lagi bukan masakah bukan?
DRRRR Drrrr
"APA?" Devon berucap kesal, setelah mengiriminya pesan untuk berkumpul di ruangan Davit dan sekarang Al malah menelponnya.
"Kemarilah, kami di ruangan Davit"
Untuk apa dia kesana, apa Al ingin melihat dengan jelas bagaimana dia membuat Davit semakin sekarat
"Aku sibuk" Devon menggeram kesal mendengar Al yang menghele nafas kesal juga teriakan Bram yang begitu semangat mengajaknya berkumpul.
"Datanglah, Lo gak akan nyesal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...