(31) Bukan Sekedar Ancaman

97 4 0
                                    

Happy Reading Semuanya.

***

Tidak seperti dugaan, Devon benar-benar keras kepala. Tidak ingin dibujuk bahkan saat perutnya sudah perih meminta asupan makanan sekalipun, Devon masih tetap kekeh dengan keputusannya. Davit benar-benar panik saat melihat wajah devon yang memucat tapi devon tetap tidak mau menerima makanan apapun yang ia berikan. Bahkan ia sudah membujuk devon dengan makanan kesukaan devon, tapi tetap saja tidak berhasil.

Bagaimana lagi ini?

Devon tetap kekah dengan keputusannya. Kenapa tiba-tiba devon jadi keras kepala begini. Davit benar-benar tidak tenang dibuatnya.

Devon itu baru saja sadar, dan jelas Davit tidak ingin Devon kembali Kritis.

“Ah, punya sepupu satu nyusahin memang” kesalnya dengan tangan yang langsung mengambil kunci mobil Devon dan melangkah pergi keluar dari apartemen Devon. Kalau memang harus ada Febby maka ia akan membawa gadis itu kehadapan Devon, devon yang dimabuk cinta benar-benar membuatnya kesulitan.

Tapi

Davit mengulas senyum manis. Ini pertama kalinya ia melihat devon lebih ekpresis, lebih bewarna dan terlihat lebih hidup. Devon terlihat lebih ceria bahkan saat devon sedang marah atau berdebat dengan Febby, kalau memang Febby yang bisa mengubah Devon, maka akan ia bawa Febby kehadapan devon.

Ia sudah mendapatkan alamat apartemen febby, salah satu Gedung apartemen milik AFriandra tapi gadis itu malah menandai apartemennya dengan nama lain. Tidak ada nama Febby dalam daftar kepemilikan apartemen, hanya ada nama Elena dan setelah ia cari tahu Wanita itu adalah orang kepercayaan Febby..

Sekarang ia tahu,  ternyata memang Febby benar-benar ingin bersembunyi dari Devon. Pantas saja Devon sering kali mengutus beberapa orang-orang devon untuk mengawasi setiap Gedung apartemen milik AF property, padahal sebagai Divincy Devon itu sangat diawasi dan hanya karenanya dan juga kerja sama Ryan, karena itu Candra dan Lyan tidak pernah mendapatkan informasi yang mendetail tentang devon.

Walaupun mungkin nanti suatu saat Candra dan Lyan akan mengetahui semuanya.  Dan pada saat itu tiba, ia yang harus lebih pintar mengatasi semuanya atau devon akan kembali terluka.

Seperti dulu_

Berdiri di depan apartemen Febby. Davit memeriksa jam di ponselnya, sudah jam sepuluh malam itu artinya sudah seharian Devon tidak makan. Ia harus cepat.

Tok Tok

Davit mengetuk pelan, kemudian mengumpat kasar saat sadar ketukannya pasti akan sia-sia. Lagipula kenapa dia jadi sebodoh ini, apa gunanya Bell di samping pintu.

“Ah, gue benar-benar bodoh” kesalnya. Tangannya beralih menekan  beberapa kali bel dan menunggu kedatangan Febby yang bahkan sampai sepuluh menit berlalu tidak muncul-muncul juga.

Davit menjatuhkan kepalanya pada pintu apartemen Feby sedikit kesal dengan febby yang menguji kesabarannya.

Didalam apartemen, Febby menguap lebar, ia terlalu lelah dan suara bel apartemennya yang terus dibunyikan benar-benar membuatnya tergangu. Padahal ia tidak menyuruh Elena datang, jadi kenapa Elena datang malam-malam begini, lagipula ia sudah memberitahukan password apartemennya pada Elena, jadi kenapa Elena malah membunyikan Bel.

“Bikin kesal saja” keluhnya dengan mulut yang terus menguap. Febby bangkit dari ranjangnya,  mengambil penjepit rambutnya dan menjepitnya asal. Kemudian melangkah keluar dari kamarnya ogah-ogahan.

Kalau sampai tidak ada hal penting yang elena laporkan ia pastikan ia akan memotong gaji elena bulan ini.

Oh tuhan, ia benar-benar mengantuk.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang