Happy Reading Guys 🤗
***
Melihat kedepan, kemudian kembali menunduk. tidak berselang lama Langkah kakinya membawanya mendekat, membawanya duduk dengan tenang dengan satu buah mangga yang Ia kupas dan ia makan sendirian, dengan tatapannya yang fokus ke depan, mengusik ketenangan gadis yang menjadi kekasih sepupunya yang malah asik makan disini saat sepupu gilanya itu berada dikamar.
Ia bahkan sampai tidak berani mendekat terlalu lama, takut-takut Devon akan melihatnya dan akan kembali marah padanya. Bagaimapun juga ia sadar, hubungannya dan devon tidak pernah berada dalam keadaan baik-baik saja.
"Lo ngapain sih?" kesal Feby, meletakkan sendoknya dan meminum kasar minuman miliknya, Davit mengernyit heran melihat keberanian Feby, ini untuk pertama kalinya ada wanita yang sangat berani pada mereka.
"lo berani" ucapnya yang membuat Feby menatapnya remeh dan meletakkan kasar gelas ditangannya sampai menimbulkan bunyi keras yang membuat Davit langsung mengalihkan tatapannya memeriksa pintu kamar Devon, jangan sampai tiba-tiba devon sudah berada disana.
"Lo pikir gue pengecut seperti pacar Devon itu" ejek Feby membuat Davit mengernyit bingung."Pacar? Kan lo pacar devon"
Sial!
Dia lupa, yang cowok ini tahu pasti berbeda dengan yang dia tahu.
"cewek yang labrak gue di Gedung olahraga" jelasnya.
"Oh" Davit mengangguk paham, dengan gumaman yang terlalu panjang dan semangat.
"Dia itu bukan pacar devon, lebih tepatnya Bianca itu_"
"Budak devon" potong Feby kesal, dan lagi-lagi Davit malah mengangguk semangat.
Dasar gila.
Dan siapa tadi,
Bianca?
Jadi nama wanita itu bianca, nama yang cantik. Tapi sayang malah terjebak dengan devon.
Kasian
"Dia itu bukan siapa-siapa devon, jadi lo gak usah cemburu, gue jamin Devon Cuma cinta sama Lo" Feby merotasikan matanya malas, yang benar saja, ia cemburu. Jangan mimpi
"Gue gak peduli"
"Tapi devon peduli"
"Bukan urusan gue" tegas Feby lagi, Davit meringis pelan. Feby benar-benar keras kepala. Tapi kenapa malah gadis ini yang sanggup membuat Devon sampai secinta itu.
"Devon itu anak baik_"
"mata lo buta" hujat Feby cepat, Davit melotot kesal, kenapa sedari tadi ucapannya selalu di potong begitu.
"lo bisa nunggu gue siap ngomong gak sih" kesalnya, Febby menggeleng cepat dengan senyum menyebalkan yang membuat Davit merasa stok kesabarannya semakin menipis.
"Serah lo deh, mending lo balek ke kamar sana. Jangan ganggu waktu gue"
"gila lo ya" hujat Feby lagi, saat melihat davit yang kembali pergi dan kembali menuju ruang tamu dengan suara TV yang mulai terdengar.
Padahal davit yang mengganggu waktunya, tapi malah dia yang dianggap pengganggu. Lagi pula untuk apa davit tetap disini, sampai libur sekolah untuk mereka. Setiap dia keluar kamar dari semenjak ia sadar. Yang ia lihat selalu davit yang berkeliaran, seperti orang sibuk yang berputar-putar dengan ponsel ditangan.
Ngomong-ngomong masalah ponselnya, Febby memeriksa saku celana pendeknya. Dan tidak menemukan ponselnya disana. Pasti ketinggalan di kamar, Febby segera membereskan piringnya dan kembali merapikan meja makan sebelum akhirnya pergi kembali kekamar dimana Devon yang sedang membaca buku langsung menyambut kedatanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...