HAppy Reading Guys.
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak, Ok!
***
Pesta terus berlanjut, ulang tahun Bella akan berakhir saat jam sudah menunjukkan tengah malam. semuanya sudah datang, lengkap dengan para orang tua yang tiba-tiba datang. Bahkan juga para orang tua yang sejak awal sudah mengutus anak mereka untuk datang, malah tiba-tiba muncul disana.
"Sayang" Feby mengernyit bingung saat Mia memeluknya dan kemudian tersenyum hangat padanya. Candra juga ada disana, tapi tidak dengan orang tuanya, sepertinya DAddynya itu benar-benar tidak bisa datang.
Devon mendekat kearahnya, semakin dekat dan mendekap erat tubuhnya membuat ia meringis pelan saat dekapan devon malah menyakiti pinggangnya.
"Dia milikku" tegas devon tanpa sebab.
Kenapa?
Feby mengalihkan pandangannya, menatap tak paham dengan respon devon yang terlalu di luar dugaan. Devon menyorot sinis Candra yang terlihat begitu sendu malam ini. Padahal terakhir kali ia bertemu dengan Candra, Candra masih baik-baik saja.
Aura bahagia dan kuasa yang terakhir kali menguar begitu pekat dari diri Candra kini seolah menguap entah kemana. Sepertinya masalah yang terakhir kali menimpa Devon dan Davit benar-benar membangkitkan kembali luka lama yang sudah lama coba Candra kubur.
"Sayang" Mia langsung menunduk dalam, saat keinginannya untuk memeluk Devon langsung ditolak oleh putranya itu. Devon menatap mereka dingin, menjauhkan Feby dari mereka seolah mereka akan menjauhkan Feby dari Devon.
Apa separah ini, Apa luka itu semakin menjadi-jadi. Nyatanya trauma yang sudah mereka tanam membuat Devon berpikir selama ini mereka membuang devon. apapun yang mereka lakukan, nyatanya merekalah yang salah. Mereka yang lebih memilih meninggalkan devon hari itu. sampai devon akhirnya mengalami hal yang mengerikan itu.
"SAyang" Candra mengusap pelan bahu istrinya dan menatap dalam netra gelap yang kembali menyorotnya terluka. Semua ini salahnya, ia yang terlalu egois. Bahkan setelah semua yang terjadi, ia tidak berhenti menuntut banyak hal dari Devon, Devon masih pewaris yang paling potensial, dan obsesinya membuatnya tidak bisa berhenti melatih devon menjadi yang terbaik.
TApi sayangnya, ia malah menyakiti devon dengan menjadi egois.
Ia lupa, Devon masih menyimpan luka itu, jauh dalam lubuk hati Devon. putranya itu masih terluka.
"Kita pergi!" Devon menarik cepat Feby menjauh dari sana dan mendekati Mona dan Dion yang terlihat lebih menarik dari pada kedatangan keluarganya. Ia juga harus ikut dengan febby menyapa para kolage bisnis Afriandra dan beberapa juga termasuk rekan bisnis keluarganya. Tapi untuk apa?
Semua yang mereka sapa, malah menaruh minat pada gadisnya.
Sial!
Seharusnya ia mengurung Feby hanya untuk nya.
"Lo lagi mikir apa?" Feby menatap Curiga devon yang tiba-tiba menatapnya tajam dengam aura gelap yang tiba-tiba saja menguar pekat. Yang bahkan menghentikan Mona yang sedang berbicara dengan para tamu undangan dimana ada Dion dan Alisya juga ada disana.
Apa devon tidak sadar, aura gelap yang devon keluarkan benar-benar membuat suasana seketika menjadi mencekam.
"Singkirkan pemikiran buruk mu itu dev!" Bahkan hanya dengan melihatnya saja, ia sadar. Devon sedang mengatur rencana mengerikan lainnya yang entah mengapa selalu bisa membuatnya merinding.
Devon memberungut kesal, niatnya baik. Ia hanya ingin memastikan Feby hanya untuk dirinya saja. tidak lebih. Feby yang melihat itu merotasikan matanya malas. Apa-apaan tatapan itu, seolah ia sudah menganiaya Devon saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...