(25) Kita yang Bertemu

114 3 0
                                    

Happy Reading Guys

And Follow Aku ok!.

***

Hari itu tiba, Febby mengumpat kasar dalam hatinya saat ia bahkan tidak bisa menolak ajakan Bella juga monika yang dengan sengaja tidak mengizinkannya kabur. Padahal sudah jelas ia melihat kehadiran Anggota basket SMA Laksana dan Devon ada disana dengan tampilan yang lebih Fresh tidak seperti saat terakhir Devon bertemu dengannya.

Devon terlihat lebih ganas, seolah semua yang ada didepan devon bisa devon hancurkan dengan tatapannya itu.

Tapi_

Febby menatap aneh, salah satu anggota clup basket lawan yang menurutnya sangat mirip dengan devon, hanya saja cowok itu memiliki wajah yang terkesan lebih ramah dari pada devon. Mereka terlihat mirip, apa mungkin kembar?

Tapi Devon tidak pernah menceritakan tentang saudaranya itu saat bersamanya. Devon benar-benar tidak pernah membahasnya. Lalu kenapa sekarang ia malah penasaran, menyebalkan. Bagaimana mungkin ia malah kembali merasa tertarik dengan kehidupan lelaki yang sudah berhasil menghancurkan hatinya.

"Ni" Monica menyodorkan satu bungkus cemilan padanya yang ia terima dengan tatapan yang bahkan belum bisa teralihkan dari Devon yang sekarang juga sedang menatapnya. Tersenyum padanya yang membuatnya meremas kasar cemilan didepannya sampai hancur, dengan hati berharap, semoga ia bisa meremukkan tubuh Devon sekarang.

"Eh_" Monika menepuk tangan Febby pelan, membuat Febby kaget dan mengalihkan tatapannya cepat.

"Sejak kapan lo suka makan keripik dihancurin gitu" tanya Monika heran, Febby melihat makanan di tangannya, benar-benar hancur, persis seperti hatinya.

"Sejak hari ini" jawabnya kesal. Monika menatap aneh sahabatnya, kemudian bergidik tak peduli saat ia bahkan terlalu sibuk dengan kameranya. Ia harus mengambil gambar sebanyak-banyaknya, demi laporan Clup jurnalisnya.

"Aneh lo" ucapnya sebelum kembali memasang bagus-bagus kameranya, ini demi materi untuk jurnalisnya. Artikel terbaru yang akan mengisi mading sekolahnya. Lumayan, pihak sekolah juga membayarnya untuk setiap artikel yang ia buat. Ya, sekolahnya cukup kaya, bahkan ketua osis saja punya gaji disini. Luar biasa bukan.

Febby melirik Monika sebentar saat tadi ia jelas melihat keantusiasan Monika yang kembali meningkat. Pacar Xarlly ini terkadang tertalu antusias dengan sesuatu hal dan terkadang bahkan terkesan tidak peduli dengan beberapa hal. Ya, begitulah sahabat-sahabatnya dengan beragam sifat yang terkesan begitu aneh terkadang.

"Semangat kak alex" dan satu lagi. Febby menggeleng heran, ini benar-benar pilihan yang salah. Seharusnya ia memang tidak kemari dan membuat telinganya panas dengan teriakan-teriakan penonton juga teriakan sahabatnya.

"YAAAAA KAK ALEX"

"Sial" Alexsa mengumpat kasar, tangannya dengan cepat menutup telinganya saat anggota Clup fans kakaknya berteriak brutal menyemangati kakaknya. Tiba-tiba ia merasa suara nya tidak dibutuhkan disini, untuk apa ia membuang-buang suaranya seorang diri saat sahabat-sahabatnya bahkan sibuk dengan cemilan dan kamera yang sudah pasti tidak akan membantunya berteriak. Baiklah, ia akan duduk tenang.

"Cemilan satu" pintanya pada Febby, Febby meraih plastik disampingnya dan mengeluarkans atu cemilan dan menyerahkannya pada Alexsa, Alexsa menerimanya dan membukanya kasar. Sudah saatnya menonton dengan tenang ternyata.

Sampai pertandingan berlangsung, Febby rasanya mau gila saat tatapannya malah fokus dengan Devon yang bergerak lincah di dalam lapangan. Ia bagaikan melihat sosok Devon yang sangat jauh berbeda dari yang ia kenal. Devon yang disana terlihat sangat normal seperti lelaki yang lainnya, tidak saat Devon dengannya yang bahkan sangat terlihat gila membuatya kesal dan bahkan murka.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang