Happy Reading 🤗
***
Malam seolah menelannya dengan kegelapan, dan bintang bahkan bulan tidak sanggup menariknya keluar dari sana. Bahkan angin tidak sanggup membuatnya tenghempas jauh, agar ia bisa melupakan kejadian pahit itu yang bahkan nyatanya bukan dia yang mengalaminya. Tapi dialah yang menjadi penyebah seseorang harus mengalami hal yang mengerikan itu.
Davit menatap pantulan dirinya dalam air kolam yang sedikit beriak.
Wajahnya terlihat menyedihkan, terlihat tenang dengan guratan kesedihan yang bahkan tergambar jelas di paras tampannya. Padahal kejadian mengerikan itu yang terjadi dirumah ini sudah sangat lama berlalu. Sangat lama sampai ia berpikir, bahkan mereka semua berpikir Devon sudah melupakan semuanya, namun nyatanya tidak, Devon masih mengingat semua yang terjadi hari itu tanpa mengizinkan mereka membantu Devon menyingkirkan bayang-bayang mengerikan itu.
Davit menengadahkan wajahnya, melihat balkon kamar devon yang terlihat gelap padahal devon ada disana, lantai dua kediaman Divincy itu milik Devon, itu area kekuasaan Devon, tidak ada satupun yang boleh kesana, bahkan saat devon berteriak tengah malam dan mereka mendengarnya, mereka tetap tidak boleh kesana atau Devon akan semakin menggila. Dan membuat mereka semakin merasa bersalah.
Kalau ia pikir-pikir, Devon memang tidak ingin mereka datang setiap kali Devon menderita. Ia tahu Devon tidak ingin membuat mereka merasa bersalah tapi nyatanya dengan begitu malah membuat mereka semakin merasa bersalah pada Devon.
“AAKKKKK”
“Dev_” Davit telonjak kaget, dan langsung bangun dan berlari menuju lantai dua. Tapi baru di ujung tangga, ia langsung berhenti saat sadar, itu bukan pilihan yang tepat. Devon pasti akan semakin menggila dan semakin membencinya kalau ia kesana.
Davit menghela nafas berat dan kembali menurunkan kakinya dari anak tangga.
“Dia masing mengalami mimpi buruk itu”
“Papa” Davit kembali telonjak kaget melihat Candra ada dibelakangnya dengan raut terluka dan tatapan sedih melihat kearah lantai dua tempat kekuasaan Devon.
Davit menghela nafas pelan, bukan hanya dirinya. Nyatanya Candra juga ikut terjaga hanya untuk memastikan Devon baik-baik saja.
“Dia tetap tidak ingin kita tahu” ucap Candra lagi dengan sorot terluka yang membuat davit semakin sedih, ia tahu apa yang candra rasakan, dan semua luka dan kesedihan yang dialami anggota keluarga di rumah ini semua itu karena salahnya.
Candra menghela nafas berat, seharusnya ia tidak perlu bereaksi berlebihan. Bagaimanapun juga, Davit pasti juga sama sedihnya seperti dirinya. Dan ekspresi sedihnya sudah pasti hanya akan membuat Davit semakin merasa bersalah.
Candra menupuk pelan bahu Davit dan mencoba menggukir senyum diwajahnya, kejadian beberapa tahun lalu itu bukan salah Davit, itu salahnya yang tidak bisa menjaga Devon putranya.
“Tidak apa, ini bukan salah kamu” ucapnya sambil sedikit meremas bahu davit agar putranya ini sadar semua itu diluar kendali Davit.
“Devon bisa mengatasi semuanya, dia hanya butuh waktu sedikit lebih lama. Lupakan semuanya, maka devon juga akan melupakan semuanya” Davit mengangguk kaku, ia tahu devon butuh waktu dan ia tahu mereka semua butuh waktu.
Nyatanya bertahun-tahun sudah berlalu tidak cukup membuat mereka melupakan kejadian naas itu. semua yang terjadi diluar kuasa mereka.
Namun faktat bahwa Devon terluka karenanya benar-benar menghancurkan hatinya.“Papa tenang saja, aku pasti akan memastikan Devon baik-baik saja” Candra ingin menjawab, tapi satu katapun tidak sanggup keluar dari mulutnya, seolah pita suaranya mati rasa, melihat keyakinan di mata Davit yang tidak ingin ia hancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...