Happy Reading Guys 🤗
***
Menunggu!
Febby menatap tajam setiap yang melintas didepannya. Dia sedang menunggu berita yang Devon janjikan. Kalau sampai Devon ingkar, ia benar-benar akan membuat perhitungan dengan Devon. Lihat saja, ia tidak akan membuat semua hal mudah untuk Devon, seperti Devon yang membuat banyak hal menjadi sulit untuknya.
Ia akan membalas Devon.
Memastikan lelaki yang menjadi sumber mimpi buruk untuknya itu menderita, sampai mau mati rasanya. Ia tidak akan bersikap baik pada Devon yang jelas-jelas sudah berbuat jahat padanya, melakukan Tindakan tercela yang hampir menghancurkan masa depannya dan bahkan melenyapkan salah satu temannya.
Lelaki tidak bersalah yang berakhir tragis hanya karena mengenalnya."Sial!" dia mengingat hari menyedihkan itu lagi, hari menyedihkan yang membuatnya harus melihat hal yang begitu mengerikan untuk pertama kalinya. Yang mengubah hatinya semakin pekat.
"Sial!"
"Lo kenapa sih?" Alexsa yang sedari tadi duduk disamping Feby sambil mengamati Saudaranya yang sedang berlatih ditengah lapangan, menatap heran Feby yang terus mengumpat kasar disampingnya. Telinganya yang suci tiba-tiba harus ternoda hanya karena Feby yang semakin hari semakin suram saja.
"LO makin aneh tahu gak" ucapnya kesal, Alexsa mengamati sekitar. Memastikan hanya mereka berdua yang ada disana dan dia bisa berbicara lebih leluasa dengan Feby.
"Gue masih Feby yang lo kenal Alexsa" elak Feby dan Alexsa sadar itu. mungkin ia memang tidak tahu apa yang sudah menimpa Febby, tapi semenjak kembali dari paris Febby berubah. Feby jadi lebih sering mengumpat kasar dan terkadang sering terlihat diam seolah sedang memikirkan hal yang begitu berat.
Yang sampai sekarang tidak bisa ia tebak apa."Lo aneh, lo jadi sering ngumpat" ucapnya lagi, Febby menghela nafas berat, pantas kalau dia sering mengumpat sekarang. Alexsa hanya tidak tahu apa yang sudah ia hadapi dan ia sendiri tidak ingin menceritakannya.
Tidak saat ia tahu bercerita tidak akan membuatnya mendapatkan solusi yang selama ini ia cari.
Karena tujuannya sekarang adalah balas dendam, dengan tetap berdiri disamping Devon dan membuat Lelaki itu menderita adalah balas dendam terbaik yang ia punya sekarang. Dan ia akan mewujudkan itu.Pasti.
Feby mengalihkan pandangannya dan menatap Alexsa serius.
"Lo tahu apa yang terjadi belakangan ini, dan gue bukan hanya pelajar sekarang" Alexsa langsung tersenyum remeh.
Feby serius?
Aneh.
"Lo yang buang-buang waktu, singkirkan saja. kenapa malah memilih jalur hukum dulu" Alexsa mendengus kesal, ia bahkan sempat mendebatkan ini dengan saudaranya, mengenai Febby yang malah memilih jalan yang terlalu panjang hanya untuk menghukum para penghianat.
Febby tertawa pelan, ia juga tahu itu. tapi sekalinya, ia ingin berpikir waras dengan memanfaatkan hukum yang ada dinegaranya. Mengatur pengadilan dan membuat Hendry datang, namun nyatanya pria itu malah tidak datang dan sialnya Devon malah terlibat didalamnya. Devon benar-benar membuatnya kesulitan saja.
"Sekali saja, gue mau berpikir waras" ucapnya yang membuat Alexsa semakin menatap kesal sahabatnya.
"tidak ada kata ampun untuk penghianat Febby dan kamu tahu itu" kesalnya, Feby mengangguk pelan, Alexsa benar. Dan karena itu juga ia ingin menghancurkan Hendry sampai tidak tersisa lagi.
Dan semua itu malah tergantung pada keputusan Devon, Devon yang bertindak sebagai investor dan bahkan membeli Gedung perusahaan Hendry dari pemilik aslinya. Bukankah itu terlihat bagaikan Devon yang ingin menyelamatkan musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...