(5) Kisah kelam kita

704 20 0
                                    

Vote dan komen kalian guys. Jangan lupa ya.

So, happy Reading Guys 🤗

***

Kalian tahu, kapan aku merasa seolah dunia ku runtuh?. Yaitu saat orang yang aku percaya menghancurkan ku.

***

Feby menatap murka pemandangan di depannya, hatinya sedang tidak baik-baik saja.

Selalu-selalu saja setiap kali ia mengingat lelaki itu hanya akan ada rasa sakit yang semakin dalam yang ia rasakan, selalu saja seperti ini bahkan hanya dengan melihat wajah Devon saja  semua mimpi buruk yang coba ia lupakan seolah kembali terulang membuatnya tak nyaman, membuatnya bahkan kesulitan bernafas.

Ini menyakitkan.

Ini benar-benar membuatnya sesak.
Seperti dua bulan lalu, Devon memang tidak berubah.

Lelaki itu masih saja seperti iblis berwajah malaikat.

Plashback on

Malam itu untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Devon, lelaki itu benar-benar sangat ramah dengan senyum manis yang membuatnya terpesona untuk pertama kalinya senyum bak malaikat itu menariknya mendekat dengan netra kelam yang menghunus tajam sangat bertolak belakang dengan senyum yang Devon tampilkan.

Sangat berbeda tapi entah kenapa dia malah tertarik untuk sedikit membuka diri pada Devon.

Padahal beberapa pria juga mencoba mendekatinya sebelumnya tapi satupun tidak ada yang membuatnya tertarik, tapi kenapa lelaki ini_.

“Kamu suka pesta ini?” Devon bertanya ramah setelah mengambil satu minuman untuk dirinya juga feby yang terlihat begitu mempesona malam ini.

“Sebenarnya ini membosankan” Feby berucap jujur dengan bibir di tekuk kebawah membuatnya terlihat menggemaskan.

“Hahaha, kamu benar” Feby mengangguk cepat sedikit terpesona dengan tawa lepas Devon yang bahkan berhasil menarik beberapa pasang mata menatap penuh minat kearah mereka. Bahkan para gadis itu yang tadi Dia lihat mendekati Devon malah menatapnya sinis seolah Dia sudah merebut buruan mereka saja. Padahal Devon yang datang sendiri tanpa Dia undang.

“Mau pergi dari sini?” Devon berkedip menggoda membuatnya tidak bisa untuk tidak mengangguk setuju dan menyambut uluran tangan Devon yang menariknya keluar dari aula menuju balkon yang terlihat lebih menarik dari pada aula yang begitu sesak di belakang mereka.

“Wau, disini lebih menyenangkan” komentarnya yang di setujui Devon.

“Ya, seharusnya kita kabur kesini lebih capet”

“Haha, ya, kamu benar” bahkan senyumnya, juga tawanya begitu lepas malam ini. Seolah Dia sudah mengenal Devon begitu lama seolah Devon sangat menarik untuknya sampai berbincang dengan Devon terlihat begitu menarik sekarang. Sangat menarik bahkan saat Devon memeluk bahunya untuk sedikit mengurangi rasa dingin karena angin yang menghembus bahunya yang terbuka, dia tidak marah. Tangannya seolah kaku untuk menghajar Devon yang berani terlalu dekat dengannya.

Tangannya bahkan tidak bisa dia ajak kerja sama. Devon benar-benar berefek buruk untuk tubuhnya bahkan hatinya yang mulai berdetak menyenangkan membuatnya semakin nyaman.

Sangat nyaman sampai akhirnya pertemuannya dengan Zeko di party salah satu putri dari kolage orang tua mereka malah merubah semuanya, senyum malaikat Devon menghilang, tidak ada lagi Devon yang menyenangkan, tidak ada lagi Devon yang selalu perhatian padanya dan tidak ada lagi Devon yang begitu manis yang dua minggu ini mengisi hari harinya yang begitu membosankan di paris.

Crazy Relationship (Love On Tragedi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang