So hy everyone. bagaimana kabar kalian, semoga semuanya sehat terus ya. dan malam ini kita bertemu lagi dan semoga kita semakin sering bertemu ya.
so Happy Reading untuk kalian semua.
***
Tepat saat jam sudah menunjukkan tengah malam, ponsel Devon bergetar. Kedua netra Devon terbuka perlahan, siapa yang sudah mengganggunya malam-malam begini?. Devon mengambil ponselnya, sebisa mungkin ia tidak mengusik Feby yang masih tidur disampingnya.
Gadisnya ini pasti sangat kelelahan setelah seharian mengerjakan banyak tugas.
Devon merenggangkan tubuhnya saat melihat Nama ryan tertera di layar ponselnya.
Sepertinya memang sudah waktunya, ia menyelesaikan apa yang sudah ia tunda.
"Hm" Gumamnya pelan,
"Semuanya sudah siap tuan, kapan tuan akan kemari"
Devon menyeringai sinis, tangannya terulur mengusap pelan surai gadisnya. Feby pasti akan sangat senang mengetahui kabar ini. Tapi ini akan menjadi kejutan terindah untuk gadisnya.
"Hm, besok saya akan kesana"
Ucapnya sebelum menutup sambungan telpon dari Ryan.
"besok sayang" ucapnya, dengan tubuhnya yang kembali terbaring disamping Feby, kembali memeluk Feby erat. Gadisnya, yang berhasil Devon tahan, gadisnya yang berhasil ia dapatkan kembali. Walaupun Devon tahu, hubungan mereka yang sekarang benar-benar rapuh, tapi paling tidak selama Feby tetap memilih bersamanya, itu sudah cukup untuknya.
MAsalah yang lain, biar nanti ia pikirkan lagi.
Karena sekarang, ia ingin menjaga gadisnya tetap bersamanya.
***
"NGAPAIN KITA KE VILLA KAMU HAH?" Feby menjerit kesal, sejak bangun tadi Devon sudah mengajaknya ke villa padahal hari ini mereka harus kesekolah. Mana mungkin ia kembali libur padahal ia sudah sangat sering libur, kalau bukan karena kecerdasannya mungkin sekarang ia sudah di panggil oleh kepala sekolah.
Bersyukurlah para sahabatnya selalu mengabari kalau ada tugas atau ada apapun itu.
Tapi kalau sudah terlalu sering, jelas ini akan memberi dampak buruk untuk dirinya.
"GAK!" Tegas Feby saat Devon kembali ingin membujuk. kedua netranya melotot kesal, memprotes secara nyata setiap bujukan yang akan Devon utarakan.
"AKU ngajak kamu sayang" jelas Devon mengajaknya disini, tapi devon tidak mengatakan padanya kenapa devon mengajaknya ke Villa itu. memangnya kenapa. Apa yang ingin Devon tunjukkan, terakhir kali ia kesana bahkan tidak berakhir baik. Lalu kenapa kali ini ia harus mau pergi kesana lagi.
"Sekali aku bilang enggak, tetap enggak" Feby mengambil tasnya dan menyeret Devon keluar dari apartemen Devon, ia akan mengantar devon kesekolah.
Oh, lucu sekali. Ia bahkan masih mau mengantar devon kesekolah. Feby merotasikan matanya jengah, saat seharusnya ia bisa meninggalkan devon dan langsung pergi kesekolahnya sendiri, ia malah masih harus mengantar devon, bagaikan pengasuh devon saja.
"SAyang ayolah" Feby menggeleng kesal, bahkan sampai mereka sudah berada dalam mobil. Ia masih dengan keputusannya, dan devon seharusnya tahu dirinya tidak semudah itu untuk dibujuk.
"Kalau lo memang mau gue pergi, ya lo bilang dong kenapa, tujuan kita kesana untuk apa"
Devon memberungut kesal dengan kepala nya yang menggeleng tegas. Mana mungkin ia memberitahu Feby tujuan mereka kesana, kalau ia beri tahu ini sudah tidak jadi kejutan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship (Love On Tragedi)
Romance"Kamu milikku sayang. kamu milikku dan selamanya tidak akan pernah berubah" "Kamu gila Dev, aku bukan milikmu" "KAU MILIKKU!" Devon menggila, menekan kuat tangan Feby sampai Feby meringis kesakitan. kembali mencoba melawan saat Devon kembali memaksa...