34. Ketemuan

3.4K 855 309
                                    

Maaf ya lamaaaa. Semoga gak pada lari dari Nalano.

Ini sebenernya panjang bgt, dijadiin 2 part karena kalo kepanjangan biasanya bosen.

Nanti kalo rame langsung lanjut malam ini juga karena udah tinggal dikiiiit bgt selesenya xixi.

Oh iya, mohon maaf lahir dan batin ya semuanya❤

🏡🏡

"Siapa suruh kamu duduk di situ? Itu buat Nala."

Baru juga Lano berniat duduk, tapi ucapan kakaknya membuat ia berdecak pelan. Ia angkat lagi bokongnya yang bahkan hampir menyentuh kursi. "Terus aku duduk di sebelah mana, Kak?"

"Situ," tunjuk Frisya ke sampingnya Leo.

Lano nurut dan akhirnya duduk di samping Leo. Ia mengamati Frisya dan Nala yang masih berjalan ke arahnya.

"Bang, ini Nala," kata Lano memperkenalkan Nala.

Mendengar itu membuat Nala yang baru sampai di meja makan, segera menghampiri Leo dan mengulurkan tangan. "Saya Nala, Bang Sing."

Menyebut nama kakaknya Lano akan membuat Nala terlihat lebih mengenal kan? Jadi Nala pikir itu pilihan kalimat yang tepat saat perkenalan.

Tapi mendapati Frisya mengernyit bingung, lalu tatap itu tertuju tajam ke Lano yang mengalihkan pandangan, juga Leo yang awalnya kaget tapi segera tersenyum maklum membuat Nala sadar kalau panggilannya salah.

"Maaf, maksud saya Bang Nga," ralat Nala karena merasa sebelumnya salah.

Tadi Lano sempat bilang kalau panggilannya itu Bang Sing atau Bang Nga kan?

"Oh, iya." Leo tertawa pelan. "Duduk dulu, La."

Nala lega, akhirnya ia tidak salah panggil nama lagi.

"Duduk sini, La," kata Frisya setelah menarik satu kursi, tepat di seberang meja dan berhadapan dengan Lano. Sedangkan ia duduk berhadapan dengan Leo.

"Kalo Nala adiknya Bagus, berarti waktu itu kita pernah ketemu waktu acara tunangannya Bagus sama Anin ya?" tanya Leo saat semuanya sudah duduk tenang.

"Iya, saya inget waktu itu Kak Frisya sama Bang Singa dateng," jawab Nala.

Saat itu juga terdengar suara tersedak. Nala mengalihkan pandangan ke Lano dan lihat cowok itu baru saja meneguk minuman.

"Salah ya?" bisik Nala, meski tertuju ke Lano di seberangnya namun tetap terdengar Frisya juga Leo.

"Enggak. Namanya keren kan?" Lano memainkan alisnya dan itu justru membuat Nala curiga.

"Iya keren banget namanya." Justru Frisya yang menjawab. "Siapa ya yang ngasih nama sekeren itu?" sindirnya ke Lano.

Nala kembali lega. Di awal ia pikir dikerjai sama Lano, tapi saat Frisya bilang begitu artinya ia tidak salah kan?

"Kenapa kaki ayam dua?" Akhirnya Lano mengalihkan pembicaraan, sambil menunjuk satu ayam utuh betutu di meja makan.

Pertanyaan itu membuat Leo yang di sampingnya mengernyit, seolah berpikir demi menjawab pertanyaan adik iparnya. Saat tatapan Lano berpindah ke Frisya, perempuan itu diam tidak menjawab karena mungkin terbiasa dengan ocehan tidak jelas Lano.

Lalu saat Lano mengalihkan lagi pandangan ke Nala seolah bertanya, cewek itu balik menatapnya dengan bingung. "Nggak tau. Kenapa, Lan?"

"Karena gue sayang sama lo." Lano dengan santai tertawa, sebenarnya masih belum bisa menahan tawa akan kesalahpahaman sebelumnya.

ELANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang