Yang di instagram pada nebak part ini PAHIT itu ada sebuah trauma sama ceritanya gantistatus apa gimana si🥲
Terus yang nebak MANIS, isssss, kok percaya amat gantistatus semudah itu ngasih bahagia si😌
_______________Btw, kalo ada typo mohon ingatkan karena belum sempat dibaca ulang keburu pagi, huhuuuu
🏡🏡
Nala tidak tau akan apa jadinya kalau Lano masih melindungi Vira dengan cara diamnya itu. Yang pasti meski ia merasa sakit dan sangat kecewa, keputusannya tetap tidak bisa diubah.
"Lano ...." Suara Nala bahkan melirih saking geramnya lihat Lano masih membeku. "Lano, jawab!"
"Bukan."
Sedetik Nala diam mendengarnya. Bibirnya terbuka seolah ingin mengucapkan sesuatu. Pandangannya mendongak, tepat pada wajah Lano yang tidak sekaget sebelumnya.
Tapi justru itu membuat Nala meneteskan air mata. Tubuhnya meluruh dan mendarat di bangku marmer depan kelas. Sejak langkahnya menuruni rooftop dan amat banyak kemungkinan-kemungkinan terburuk di benaknya, mendengar Lano mengatakan satu kata itu membuatnya seolah melepas beban berat yang sedari tadi ia bawa.
Nala mengangkat dua tangan dengan gemetar untuk menutup wajahnya. Ia tidak tau rasanya menyesakkan begini. Tidak menyakitkan, justru lega yang luar biasa membuat semua emosinya meluruh.
"Nala, kenapa nangis?" Suara Lano terdengar halus dan terselip kekhawatiran.
Merasakan keberadaan Lano dan suaranya itu membuat Nala menyeka habis air mata di pipi meski rasa sesak di dadanya belum berkurang. Sempat mengabur sebentar saat membuka mata karena genangan di matanya yang belum tuntas, ia merasakan jemari Lano mengusap lebih dulu.
"Abis denger yang jelek-jelek tentang gue ya, La?"
Nala tidak tau kenapa suara Lano terdengar jauh meski kini cowok itu berjongkok di hadapannya. Senyum sendu Lano dengan pandangan yang mendongak padanya menerbitkan perasaannya makin tidak karuan.
"Maafin gue ya. Gue belum baik."
Lano meminta maaf dengan cara yang sanggup membuat Nala tiba-tiba merasa haru. Air matanya menetes lagi. Akan ada berapa banyak lagi yang harus Lano tanggung setelah ini? Vira terang-terangan menjelekkan Lano di depannya, entah apa yang akan dilakukan Vira nanti kalau tau hubungan mereka.
"Lo nangis karena kelakukan gue." Lano kali ini menunduk dengan helaan napasnya yang terdengar sangat hati-hati. "Padahal gue diem aja tapi bisa bikin lo nangis. Gue jadi sadar gimana berengseknya gue."
Nala masih menatapi Lano yang tertunduk di depannya. Ia memberanikan diri menepuk pelan bahu Lano. "Nanti ceritain ya. Aku mau denger."
Lano mengangguk dan tersenyum lagi ke arah Nala. "Iya, nanti pasti gue cerita."
"Berdiri, Lan. Diliatin temen kamu," kata Nala.
Lano akhirnya kembali berdiri tepat di hadapan Nala. Ia mengulurkan tangan sembari menunduk. "Ayo, ke kelas."
Nala menerima uluran tangan Lano sekilas. Lalu saat sudah berhasil berdiri, ia melepas pelan-pelan. "Jangan bareng."
"Oke, lo dulu."
Nala menyetujuinya.
Dan Lano menatap langkah-langkah Nala yang terpijak menjauhinya. Ada sesak di dadanya saat ia lihat Nala nangis entah karena apa. Tapi pertanyaan Nala tentang itu memang membuatnya sadar bahwa cepat atau lambat pasti Nala akan tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANO
Dla nastolatków"Jangan cinta sama gue." "Kenapa" "Gue rumit." Elano adalah remaja penuh masalah rumit di masa lalu. Walau begitu ia terlanjur menyayangi Nala yang telah ia ajak ke dunianya yang sulit. Ada banyak kisah masa lalu yang belum selesai, justru muncul di...