EPILOG

7.9K 931 303
                                    

TAMAT

Tepat 7 bulan, pertama kali unggah 12-1-2022, kalian ngikutin ELANO. Makasih banyak.

Elano gak bakal ada kalo gak ada pembaca sesetia kalian. Tujuh bulan waktu yang cukup lama buat seseorang bertahan. Jadi makasih banyak.

Maafkan salah khilaf katanya ya 😊

Akan ada kuis seru-seruan kek biasanya, di ig. Yang mau ikut boleh senggol di ig. Lama acc, bilang aja dari wattpad. Mungkin besok malem. Tungguin aja bagi yang bersedia nungguin.

Cerita baru?
Mungkin Senin. Spoiler-nya sebagian pasti udah tau dari ig, itu tentang apa. Tentang apa???

Follow wattpad juga sangat dipersilakan, biar gak ketinggalan kalo udah muncul cerita kedelapannya.

Iya, itu. Terlalu panjang terlalu bikin sedih nanti. Cukup.

🏡🏡

Nala menatap bangga pada seseorang yang baru saja melakukan potong pita. Grand opening kafe dan coffee shop—begitu kata Lano kemarin—berjalan baik tanpa hambatan. Bangunan itu tidak banyak berubah. Hanya saja, ada satu coffee shop kecil yang berada di lantai satu, untuk kesan minimalis, lalu lebihnya adalah kafe. Tempat yang sangat cozy untuk banyak peminat.

Setelah banyak pertimbangan untuk sebuah nama—Nala tidak ikut dalam hal ini, mungkin Lano takut mengingatkannya pada hal buruk—pada akhirnya disepakati hanya satu huruf. "L". L Kafe, L Coffee. Entah bagaimana itu bisa tercipta.

Pemotongan kue sebagai bentuk simbolis pembukaan ulang kafe itu dilakukan oleh Lano, Ren, Frisya, lalu orang-orang lain yang tidak begitu Nala kenal. Bangganya Nala pada pencapaian Lano adalah, bagaimana cara cowok itu mampu meraih semua hal dengan cepat meski ada kemunduran dalam pembangunan beberapa hari.

Tapi Nala sangat mengapresiasi.

Belum lagi, Lano mengundang semua keluarganya untuk hadir. Hingga kini Nala duduk di kursi tamu bersama dengan keluarganya juga. Katanya, keluarga Nala sudah jadi bagian dari proses hidupnya. Dan Lano persembahkan satu dari banyak keberhasilan itu ke orang-orang yang berperan di dalamnya.

Tatapan Nala bertumbukan dengan Lano dan ia bisa lihat senyum yang tidak hanya di bibir, tapi sampai pada kedua matanya. Membuat Nala menahan napas beberapa saat. Tidak berhenti ia memuji, kalau wajah Lano begitu tampan.

Lalu MC mengatakan kalau rangkaian acara telah selesai. Diteruskan dengan live music yang meramaikan suasana sore itu.

Lano bergerak cepat. Seseorang yang pertama kali ia datangi adalah Ibu, memberi pelukan dengan kehangatan. Selesai, ia berpindah ke Bapak, dan anggota keluarga lain. Ada satu kursi kosong di samping Nala dan ia duduk di sana.

Menatap ke arah depan di mana Ren dan Frisya baru turun dari panggung. Kayaknya Lano memang yang terlalu terburu-buru turun.

"Deg-degan?" bisik Nala.

Lano meringis. Ia meraih jemari Nala dan embusan napasnya terdengar seperti gelisah. "Udah pengumuman seleksi tau, La."

Nala mengernyit. "Kamu lebih deg-degan nunggu pengumuman daripada grand opening kafe?"

"Lebih deg-degan touring kita," bisik Lano dengan senyum menggoda.

Nala memukul lengan Lano. Itu adalah saat di mana mereka touring di hari yang sama setelah Lano selesai ikut tes masuk perguruan tinggi. Dan ... ya, menyenangkan. Sangat. Lebih tepatnya, berkesan. Banyak hal baru yang mereka coba.

ELANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang