Belum setengah ribu tp gak papa, nih di-up wkwk.
Selamat membaca🥳
🏡🏡
" .... nanti kalo semua yang lo punya termasuk harga diri lo dia ambil, lo pasti ditinggalin."
"Gue nggak kayak gitu," sentak Lano tidak terima, emosinya sudah hampir sampai di ubun-ubun. Ia bahkan sampai berdiri dari duduknya di motor.
"Lano," bisik Nala, menyentuh pelan bahu cowok itu yang berniat benar-benar menghampiri Vira. Ia menggeleng pelan menandakan agar Lano tidak tersulut emosi.
Nala sadar betul, emosi Lano sudah tidak bisa dikendalikan. Terdengar dari hela napasnya yang berat dan rahangnya yang mengeras.
Namun saat mereka bertatapan, lambat laun sorot tajam Lano melunak dan terlihat menetralkan emosi sampai kembali duduk di atas motor.
"Makasih udah ingetin, Vir. Kamu baik banget." Nala mengatakan itu sembari menyusul menaiki motor daripada terjadi hal yang tidak diinginkan. "Buat hal itu biar jadi urusanku sama Lano aja. Tapi aku tetep mau bilang, Lano bukan cowok kayak gitu."
"Lano mana betah sama cewek kalo nggak diapa-apain, La. Lo pasti diputusin cepet sama dia. Dia baru akan sayang sama lo kalo lo ngasih semua apa yang dia mau."
"Rasa sayang nggak diukur sama itu setauku. Udah ya, aku pulang dulu. Makasih banget buat saran-sarannya tadi."
Tanpa pikir panjang, Lano segera melajukan motor. Saat sudah keluar dari area sekolah, ia mendapat cubitan keras di perut. "Aduh, La!" keluhnya.
Sepertinya tadi Nala tidak terlihat marah, justru Lano yang hampir saja mengatai Vira kalau Nala tidak mencegahnya. Kok malah sekarang jadi Nala yang kebalikannya.
"Sebel banget!" geram Nala, lalu memberi satu lagi cubitan di perut Lano sebagai pelampiasan.
Lano meraih tangan Nala di perutnya untuk mengusap punggung tangan itu pelan. Ini gilirannya membuat Nala melunturkan emosi. "Tapi aku bangga banget sama kamu."
"Oh."
Lano tertawa. "Beneran. Seribu banding satu nemuin cewek kayak kamu di luar sana. Udah aku dapetin, nggak akan aku lepas."
Nala memutuskan untuk diam sebentar. Pikirannya seolah mengaitkan satu per satu potongan peristiwa dan ia menyimpulkan satu hal. "Lan, sekarang aku tau."
Lano menoleh ke belakang sekilas. "Apa, La?"
"Omongan kamu tentang batasan-batasan itu."
"Pasti kamu pikir aku modus ya?"
Nala menggeleng. "Enggak. Awalnya aku agak nggak nyaman kalau bahas itu. Soalnya nggak biasa bahas hal tabu. Tapi sekarang aku paham tujuan kamu."
Lano mendengus. "Aku waktu awal mau bilang juga pikir-pikir lama, takut kamu ilfeel tentang bahasan itu. Sekarang kamu ngerti kan?"
Iya, Nala sangat mengerti. Itu usaha Lano untuk membuat Nala percaya padanya, karena akan ada banyak ucapan tidak mengenakkan yang mungkin terdengar. Contohnya dari Vira tadi, yang menuduh Lano macam-macam.
"Aku nggak akan ngelakuin hal lebih dari yang udah aku lakuin ke kamu sampai sekarang. Kamu bisa pegang janjiku, La."
Nala percaya. Karena Lano pasti ada ketakutan sendiri tentang hal itu, sekaligus tidak mau mengulang yang pernah terjadi.
Lihat bagaimana kerasnya usaha Vira untuk membahas tanggung jawab membuatnya cukup yakin kalau itu sudah buat Lano tidak akan mengulanginya.
"Bukan berarti aku nggak sayang sama kamu kayak yang kamu denger tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANO
Teen Fiction"Jangan cinta sama gue." "Kenapa" "Gue rumit." Elano adalah remaja penuh masalah rumit di masa lalu. Walau begitu ia terlanjur menyayangi Nala yang telah ia ajak ke dunianya yang sulit. Ada banyak kisah masa lalu yang belum selesai, justru muncul di...