Maaf yaaa agak lama. Yuhuuu, met baca☺
🏡🏡
"Lan, lo ke mana?"
Tidak Lano pedulikan suara Arif di belakangnya. Yang ada di pikirannya hanya mencari keberadaan Vira. Kenapa cewek itu tidak ada di kelas menjelang jam masuk begini, tepat saat ada sesuatu yang berhubungan dengan Nala?
"Jal, Rijal. Ikut gue kejar si Lano cepet!"
Lano tahu maksud Arif dengan mengejar bukan berarti ia berlari. Pasti kedua temannya tahu persis Lano pernah terlibat skandal tidak baik dengan Vira tepat 2 bulan setelah kepindahannya ke sekolah baru.
Kejadian yang membuat—tidak hanya nama Vira yang memang sudah terkenal di sana—makin terkenal di sekolahnya, nama Lano juga ikut terseret.
Lano juga sadar dua temannya ada di belakangnya sekarang, tidak berusaha menyejajari karena mengenal Lano cukup baik. Ia cowok yang tidak mau dicampuri urusannya sekalipun oleh dua teman dekatnya.
Namun Lano masih menghargai usaha Arif dan Rijal untuk mengikutinya karena mungkin takut kejadian saat itu terulang lagi. Padahal tidak mungkin. Lano sudah tidak sebodoh dulu dan tidak cukup menyayangi Vira lagi untuk nekat melakukannya.
Di anak tangga terbawah, Lano berpapasan dengan gengnya Vira, yang duduk tepat di sebelah Vira kalau di kelas. Namanya Lista. Ekspresi cewek itu terlihat panik.
"Lan, tolongin," pintar Lista dengan suara gemetar. Gerak-geriknya dan rautnya terlihat khawatir.
"Apa?"
"Tadi Vira pingsan di depan kelas."
Kernyitan di dahi Lano makin menjadi.
"Udah di UKS sekarang," jelas Lista lagi.
"Oh," jawab Lano singkat. Ia mengangguk.
"Oh doang?" Lista terlihat terkejut.
"Udah ada di UKS kan? Terus?"
"Jengukin, Lan. Astaga, ini yang sakit Vira loh. Vira. Lo lupa siapa Vira?"
Lano mengibaskan tangan tidak peduli. Ia bahkan berbalik dan mendapati dua teman cowoknya ada di ujung anak tangga teratas, nguping pembicaraan pasti. "Balik, Rif, Jal."
"Nggak jadi serangan fajar, Bos?"
"Anjir." Arif menggeplak kepala Rijal. "Kata-katanya yang lebih ramah keluarga kan bisa."
"Itu udah ramah banget, Rif. Terlalu sopan sama pemberi cuddle profesional mancanegara macam Lano itu nggak perlu."
Lano tertawa mendengar penjabaran Rijal.
"Eh eh, itu Nala," kata Arif saat menengok ke arah lorong dan lihat Nala berjalan ke kelas.
"Baik-baik aja dia?" tanya Lano sambil mempercepat langkahnya naik tangga. Dari ujung tangga, ia bisa lihat Nala sudah sampai depan pintu kelas.
"Keliatannya baik-baik aja." Rijal angguk-angguk.
Lano seketika teringat sesuatu. Ia menepuk bahu Arif. "Gue pergi bentar. Kalo Nala kenapa-napa, langsung call gue."
Arif mengangguk.
"Bawa hp kan?" tanya Lano lagi.
Arif nyengir, yang langsung membuat Lano serta Rijal menatap ke arah celana Arif.
"Oh, kayak biasa. Di situ." Lano hampir menyemburkan tawanya. "Pantesan keliatan gede."
"Bego emang si Arif." Rijal gantian menoyor kepala Arif. "Ya udah sana, Lan. Gue jagain Nala dengan senang hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANO
Roman pour Adolescents"Jangan cinta sama gue." "Kenapa" "Gue rumit." Elano adalah remaja penuh masalah rumit di masa lalu. Walau begitu ia terlanjur menyayangi Nala yang telah ia ajak ke dunianya yang sulit. Ada banyak kisah masa lalu yang belum selesai, justru muncul di...