Mumpung selow, update lagi
Komennya yuuk🤣🏡🏡
"Baru bangun, Rav?"
"Iya, La."
Nala tersenyum melihat wajah Rava di layar ponsel. Ia menyandarkan ponsel di tumpukan buku sembari mematut dirinya di cermin.
"Ini Sabtu, La. Kamu mau ke mana?"
"Ada jam tambahan. Biasa, mendekati ujian."
"Terus kenapa semalem bilang pengin jalan-jalan sama aku pagi ini kalo ada kegiatan di sekolah?"
Nala berhenti dari kegiatannya. "Aku niat bolos."
"Nggak baik bolos demi ketemu aku."
"Iya, maaf." Nala meletakkan lip gloss padahal belum sempat memakainya. Ia menghadap ponselnya dan mengernyit menyadari sesuatu. "Tumben tidurnya nggak pake baju."
"Oh." Rava terlihat kaget sebelum menutup bahunya dengan selimut. "Panas."
"Panas?" Nala tambah bingung. "Di rumah kamu yang pake kipas angin aja kamu tidurnya selalu pake kaus kan?" Nala tahu karena mereka tidak jarang video call kalau baru bangun tidur pagi-pagi. "Di hotel ada AC tapi kamu kepanasan?"
"Aku nggak sempet nyalain AC tadi malem. Abis pulang langsung tidur."
Nala mengangguk. Ia kembali meraih lip gloss. Pakaian ke sekolah kali ini memang bebas tapi sopan soalnya hari libur. Mungkin belum mulai pelajaran tambahan, katanya sih baru pembekalan dulu.
Tapi ia juga tahu aturan, bebas tapi sopan yang artinya tetap dilarang pakai make up, jadi Nala hanya pakai lip gloss agar bibirnya sedikit lembap saja.
"Ngantuk banget, La," keluh Rava sembari menguap.
Nala tersenyum. "Padahal udah tidur lama banget."
"Baru tidur bentar."
"Rav?" Nala kembali heran dengan kalimat Rava. "Kita kan sampai hotel jam 9. Kamu langsung tidur abis itu kan? Soalnya aku hubungin aja hp kamu mati."
"Iya, maksudku kerasanya baru bentar, La. Namanya juga perjalanan jauh, pasti masih ada capeknya."
Nala mencoba menepis pemikiran tidak baiknya. Rava memang benar ngantuk, kedua mata Rava terlihat memerah. "Ya udah istirahat lagi. Masih tiga jam nunggu jam pulangnya."
"Iya. Itu kamu pake alat make up sebanyak itu?"
"Ini cuma basic makeup aja kok, Rav. Skincare juga."
"Basic makeup aja sebanyak itu. Pantesan boros banget kamu. Uang cepet abis. Bukannya ditabung malah dipake hal nggak guna."
"Jangan bahas ini, masih pagi." Nala hanya takut perasaannya kalut lagi. Yang semalam saja ia baru bisa lupa.
"Iya, aku minta maaf."
"Aku maafin." Nala berdiri, lalu meraih ponselnya sembari berjalan ke arah meja belajar dan mengambil ransel di sana.
"Nala .... Sayang ...."
Mendengar itu membuat Nala kembali memfokuskan pandangan ke layar ponsel. "Iya, Rav?"
"Masih marah?" Suara Rava begitu halus.
"Enggak, aku nggak marah." Nala mencoba meyakinkan. Yang penting Rava sudah sadar kalau Nala tidak suka membahas tentang uang dan cowok itu mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANO
Teen Fiction"Jangan cinta sama gue." "Kenapa" "Gue rumit." Elano adalah remaja penuh masalah rumit di masa lalu. Walau begitu ia terlanjur menyayangi Nala yang telah ia ajak ke dunianya yang sulit. Ada banyak kisah masa lalu yang belum selesai, justru muncul di...