Part 8 (Sudah direvisi)

268 30 5
                                    


Tidak lama kemudian, dokter Riska pun keluar dan langsung mendekati mereka. "Bagaimana dengan keadaan putra saya dok ?". Tanya Ayah Ananda mewakili mereka semua.

"Alhamdulillah, Alwi baik-baik saja pak. Ini cuma gejala biasa yang dialami penderita penyakit jantung, mungkin anak bapak lupa meminum obatnya". Jawab dokter Riska.

Ucapan dokter Riska membuat mereka pun terkejut, terutama Bunda Inne.

"Anak saya punya penyakit jantung dok ?". Tanya Bunda Inne tak percaya.

"Iya Bu, apakah Alwi tidak memberitahu kalian soal penyakitnya ?". Tanya dokter Riska.

"Dia tidak memberitahukannya dok". Jawab Tammy.

"Dia memang anak yang baik, dia ga mau keluarganya khawatir. Dia memendam rasa sakit yang ia alami sendiri, aku salut terhadapnya". Batin dokter Riska.

"Sudah aku duga, pasti Alwi tidak akan memberitahukannya. Aku adalah dokter yang menangani Alwi selama ini". Ucap dokter Riska.

"Apakah sudah lama Alwi mengidapnya dok ?". Tanya Ridho.

"Sudah, pertama kali dia kesini waktu dia kelas 6, saat itu aku juga yang memeriksanya. Dan ia juga mempunyai imun lemah". Jawab dokter Riska.

"Saat itu kalian semua ikut, tetapi Alwi tidak memberitahukan kalian sepertinya. Ia juga memaksaku untuk tidak memberitahu kalian soal penyakit ini, dan aku pun menurutinya. Itu karena saat itu keadaannya tidak sesehat dulu". Lanjut dokter Riska.

Bunda Inne yang mendengar itu pun hanya bisa menangis dalam diam, ia tidak menyangka bahwa putranya bisa mempunyai penyakit berbahaya itu.

Tammy pun menangis di dalam pelukan sang kakak, Ayah Ananda dan Ridho pun ikut menangis dalam diam, tetapi mereka berdua berusaha untuk tegar.

"Terus apa yang harus kami lakukan dok ?". Tanya Ayah Ananda.

"Untuk itu anak bapak harus rajin meminum obat secara teratur, dan sebisa mungkin untuk melakukan kontrol kesini. Untuk jadwalnya setiap hari Kamis. Jangan sampai kelelahan, ataupun banyak pikiran, sebisa mungkin hibur dia supaya dia tidak merasa sedih akan penyakit yang ia alami saat ini". Ucap dokter Riska.

"Baik dok". Jawab Ayah Ananda.

"Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat biasa agar kalian semua bisa menemaninya, sebentar lagi dia juga akan sadar". Ucap dokter Riska sambil tersenyum.

"Baik dok, terima kasih banyak atas yang dokter lakukan selama ini terhadap adik saya". Ucap Ridho sambil tersenyum.

"Sama-sama Nak, sudah seharusnya seorang dokter melakukan itu semua demi pasiennya". Jawab dokter Riska.

"Kalo begitu saya pamit, assalamualaikum". Ucap dokter Riska.

"Silahkan dok, waalaikumsalam". Jawab Ayah Ananda.

"Sekarang kita langsung susul Alwi ke ruangannya, kita harus terlihat biasa saja di hadapannya. Jangan sampai kita membuatnya sedih". Ucap Ayah Ananda.

"Baik yah". Jawab Bunda Inne, Ridho, dan Tammy.

***********

"Alwi sayang, sadar dong Nak. Bunda kangen banget sama Alwi. Kenapa Alwi ga bilang sama Bunda kalo Alwi punya penyakit jantung, kan Bunda udah bilang sama Alwi kalo ada sesuatu bilang sama Bunda". Ucap Bunda Inne mengusap telapak tangan Alwi.

"Bun, jangan sedih, Alwi akan baik-baik saja kok. Alwi kan ga suka lihat Bunda sedih". Ucap Tammy.

"Tapi Tam, anak temannya Bunda meninggal karena serangan jantung, dan anaknya juga punya penyakit jantung. Bunda ga mau kehilangan adik kamu Tam". Ucap Bunda Inne.

"Alwi akan sembuh Bun, Bunda berdoa aja buat kesembuhan Alwi. Sekarang Bunda ga usah pikir yang aneh-aneh, ga bagus buat kesehatan Bunda". Ucap seseorang.

Mereka semua pun terkejut karena ternyata Alwi sudah sadar.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar Wi". Ucap Tammy senang. Alwi pun hanya tersenyum tipis.

"Kalian udah tau ya tentang penyakit Alwi ?". Tanya Alwi.

"Kamu dengar semuanya Wi ?". Tanya Ridho.

"Udah kak, Alwi udah sadar sebelum kalian ke sini". Jawab Alwi. Bunda Inne pun langsung memeluk Alwi, ia menangis. Alwi pun membalas pelukannya. Tidak lama kemudian, mereka berdua pun melepaskan pelukannya.

"Kenapa kamu ga bilang sama Bunda tentang penyakit ini ? Kamu kan udah janji sama Bunda". Tanya Bunda Inne.

"Alwi ga mau buat kalian khawatir, cukup Alwi pendam rasa sakit ini sendirian". Jawab Alwi tersenyum tipis.

"Tapi ini penyakit berbahaya Wi". Ucap Ridho.

"Sudahlah, yang penting sekarang kita sudah mengetahuinya, percuma kita memperdebatkannya". Ucap Ayah Ananda.

"Wi, kamu ga sendirian, ada kami yang selalu berada di samping kamu. Jadi kalo kamu ada masalah, bilang sama kita. Jangan buat kita tambah khawatir dengan kamu tidak beritahukan kepada kita semua". Ucap Tammy.

"Iya kak, terima kasih untuk semuanya dan maaf kalo Alwi udah buat kalian khawatir". Ucap Alwi sedih.

"Sama-sama, kamu ga salah kok, jadi kamu ga usah minta maaf. Jangan sedih lagi ya, kamu harus tetap semangat dan yakin bahwa kamu pasti sembuh". Ucap Tammy tersenyum. Alwi pun mengangguk kemudian ia tersenyum manis pada mereka semua.

"Nah gitu dong senyum, itu baru putranya Ayah yang paling ganteng sedunia". Ucap Ayah Ananda tersenyum.

"Iya yah, aura seorang pangeran kesayangan Padjadjaran juga udah mulai keluar tuh". Ucap Ridho.

"Hehehe, Ayah sama kak Ridho bisa aja". Ucap Alwi tersenyum malu, sedangkan Bunda Inne dan Tammy hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah laku anggota keluarganya itu.

"Yasudah, Ayah sama Bunda mau pulang dulu, Bunda mau masak makanan buat kalian sekaligus bawa baju-baju kalian kesini. Kemungkinan kita akan menginap disini selama 3 hari mengingat penyakit Alwi yang tidak bisa dianggap enteng". Ucap Ayah Ananda.

"Ridho sama Tammy bisa kan jaga adiknya ?". Tanya Bunda Inne.

"Bisa dong Bun, lagian itu yang kak Ridho sama Tammy yang pengen". Jawab Tammy.

"Iya Bun, Ayah sama Bunda tenang aja. Ridho akan jaga adik-adik Ridho dengan baik". Ucap Ridho.

"Yaudah, kami pamit. Assalamualaikum". Ucap Ayah dan Bunda.

"Waalaikumsalam Yah, Bun". Ucap Ridho, Tammy, dan Alwi.

"Kamu tidur lagi aja Wi, nanti kakak bangunin kalo Ayah sama Bunda udah balik kesini lagi". Ucap Tammy.

"Iya kak". Jawab Alwi kemudian ia pun memejamkan matanya. Tidak lama kemudian, Alwi pun tertidur pulas. Ridho dan Tammy pun tersenyum pada adiknya itu.

"Cepat sembuh ya ganteng". Batin Ridho dan Tammy sambil tersenyum melihat wajah tenangnya Alwi saat tertidur. Walaupun terlihat pucat, tidak mengurangi ketampanannya itu.

**************

Selamat membaca....

Rumah Ternyamanku (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang